Monday, September 27, 2010

KELEBIHAN SHOLAT MALAM


Sekiranya seseorang Muslim itu merenung seruan dalam Surah Al-Muzammil, sudah pasti dia akan mendapati didalamnya terkandung pengajaran cukup besar.

Sesungguhnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya berdiri malam dengan bersholat dan baginda dalam situasi yang sukar dan memerlukan pertolongan dan bantuan daripada Tuhan.

Perintah itu datang dalam Surah Al-Muzammil ayat 1-2, yang bermaksud : “Wahai orang yang berselimut (Muhammad) bangunlah (untuk bersembahyang) dimalam hari kecuali sedikit (daripadanya).”

Perintah mengerjakan sholat malam itu sebagai tarbiah untuk jiwa dan menggilap hati, sebagai ikatan keatas hati dan memperkukuh keatas hati.

Sholat malam adalah fardhu bagi Rasullulah SAW dan sahabat baginda, sebagaimana diriwayatkan didalam Sahih Muslim satu hadis daripada Zurarah r.a. dimana Aishah berkata :

“Tidak engkau membaca (maksudnya); wahai orang yang berselimut”. Aku menjawab, “Ya”. Aishah berkata : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memfardhukan sholat malam pada awal surah ini.”

Lalu, Rasulullah SAW dan sahabat baginda bangun mengerjakan amalan itu selama setahun dan Allah sudah menahan penutup surah itu selama 12 bulan diatas langit.

Hinggalah Allah menurunkan penutup surah itu dengan memberi kelonggaran lalu menjadikan sholat itu sebagai amalan sunat yang begitu dituntut, selepas ia di fardhukan selama setahun kepada Rasullulah SAW.

Hikmah ibadah pada sebelah malam itu termasuk menyampaikan seorang hamba ke martabat orang-orang yang melakukan kebajikan (muhsinin), dimana dia menyembah Allah seolah-olah dia melihat Allah. Jika dia tidak melihat-Nya, dia merasakan Allah melihatnya.



Sunday, September 26, 2010

HATI DAN LIDAH MERUPAKAN LAMBANG SIFAT BAIK DAN BURUK MANUSIA


Ada seorang wanita yang kaya, hartawan dan memiliki banyak ternakan. Satu hari wanita itu menghadiahkan seekor kambing kepada Lukman al-Hakim sebelum berpesan kepada orang suruhannya.

Wanita itu berkata : “Apabila kamu sampai kepada Lukman al-Hakim, setelah kambing itu disembelih, katakan kepadanya bahwa aku minta organ atau bagian tidak baik yang ada dalam tubuh badan kambing itu karena aku mau makan.

Setelah kambing itu disembelih, Lukman al-Hakim pun mengambil sebagian hati dan sebagian lidah kambing itu lalu membungkusnya dan diserahkan kepada orang suruhan wanita itu. Kemudian, orang suruhan itu membawanya balik dan diserahkan kepada wanita hartawan itu.

Wanita itu terperanjat apabila melihat hati dan llidah kambing dalam bungkusan itu.

Dengan perlahan, dia berkata : “Hati dan lidah itu bagus dan baik, tetapi kenapa Lukman al-Hakim memberikan lidah dan hati, sedangkan yang aku minta adalah benda yang tidak baik, organ yang tidak bagus.

Tetapi, wanita itu memasak dan memakan hati serta lidah kambing berkenaan. Setelah selesai makan, dia pun terpikir kepada Lukman al-Hakim yang memberikan hati dan lidah kambing itu, sedangkan dia meminta benda yang tidak baik.

Selang beberapa hari kemudian, wanita itu sekali lagi menghadiahkan seekor kambing kepada Lukman al-Hakim, tetapi kali ini dia meminta supaya diberikan bagian atau organ yang baik.

Lukman al-Hakim memang orang yang bijak dan selepas kambing kedua disembelih, dia mengambil sebagian hati serta sebagian lidah kambing itu lalu membungkus dan menghantarnya.

Sekali lagi wanita itu terperanjat dan berkata : “Aku minta yang tidak baik, Lukman al-Hakim memberi hati dan lidah. Aku meminta yang baik, Lukman al-Hakim diberi hati dan lidah juga.

Akhirnya wanita itu berjumpa Lukman al-Hakim dan bertanya : “Wahai Lukman al-Hakim yang bijak, aku pernah minta kepada kamu, apakah perkara baik yang ada dalam badan kambing aku untuk dimakan. Apabila aku minta yang tidak baik pun kamu beri hati serta lidah, manakala yang baik pun kamu beri hati dan lidah. Apakah pengajaran dan apakah maksudnya ?”

Lukman al-Hakim berkata : “Yang paling penting dan yang perlu kita jaga dalam badan kita ini adalah dua hal atau dua perkara yaitu : hati dan lidah. Hati adalah tempat iman kepada Allah, hati tempat keyakinan kepada Allah, hati tempat jatuh pandangan Allah, sedangkan yang lain tempat jatuh pandangan manusia. Utamakan tempat jatuh pandangan Allah, kita bimbang kalau hati kita ada sifat mazmumah, sifat kotor, sifat keji, takut iman akan keluar, hidayah akan keluar, sebab itu saya kirimkan kepada anda hati, hati yang perlu dijaga.

Begitu juga lidah, lidah lebih tajam dari pada mata pedang. Dengan sebab lidah manusia boleh bermusuhan, dengan sebab lidah orang boleh bercerai-berai, dengan sebab lidah, orang boleh binasa, dengan sebab lidah orang boleh putus silahturrahim.

“Orang boleh berpuasa, tapi lidahnya tidak dijaga, lidahnya suka mengumpat orang, suka membenci orang, suka mencaci orang, suka mengata orang, akhirnya Nabi Muhammad SAW berkata dia itu ahli neraka. Maka, apabila anda minta apa yang tidak baik, saya beri hati dan lidah, yang baik pun saya beri hati dan lidah, maknanya hati dan lidah ini kita jaga baik-baik, insya Allah kita selamat di dunia dan di akhirat.

Sunday, September 19, 2010

PAHALA SABAR ADALAH 10 KALI GANDA


Ganjaran sabar di dunia adalah kemenangan dan kejayaan hidup dalam menegakan kebenaran.

Islam menuntut umatnya supaya senantiasa bersabar. Setiap dugaan dan halangan hidup seharian perlu ditempuhi dengan ridha dan penuh keinsyafan. Umpamanya apabila ditimpa kemalangan atau musibah, kita hendaklah menyerahkan diri dan bertawakal kepada Allah SWT.

Sikap sabar menghasilkan ganjaran kepada manusia baik di dunia atau di akhirat. Ini dijelaskan dalam Al-Quran bahwa setiap kebaikan itu walaupun sebesar zarah akan mendapat balasan dan ganjaran baik. Begitu juga ganjaran terhadap sifat sabar karena mengharapkan keridhaan Allah dan membuat kebajikan. Allah menjanjikan balasan yang baik dan kemenangan yang menggembirakan.

Sabar adalah antara sifat golongan beriman dan menjadi satu amalan soleh. Orang yang melakukannya akan mendapat ganjaran pahala besar.

Firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 124 yang bermaksud : “Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, baik lelaki atau wanita sedang dia orang beriman, maka mereka itu masuk syurga dan mereka tidak pula dianiaya sedikit pun ….”.

Justru kita hendaklah berlomba-lomba membuat kebaikan seperti bersedekah. Menolong orang dan ringan tangan dalam mengerjakan amal ibadah. Begitu juga dalam hal berkaitan sifat sabar terutama ketika berhadapan dengan masalah sehari-hari. Pergaulan dengan tetangga, rekan dan saudara mara perlu dijaga dengan baik.

Jika timbul perbalahan perlu ditangani dengan adil dan seksama dan penuh kesabaran. Kehilangan sifat sabar hanya mengeruhkan keadaan, bukan menyelesaikan masalah. Sifat sabar membuktikan kewibawaan, peribadi dan ciri Muslim sejati serta mulia. Belajarlah menghormati jika kita mahu diri dihormati dan disegani orang lain.

Ganjaran sabar di dunia adalah mendapat kemenangan dan kejayaan hidup dalam menegakkan kebenaran Allah. Firman Allah dalan Surah Ali Imran, ayat 125, bermaksud : “Ya, cukuplah jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan 5,000 malaikat yang memakai tanda.”

Orang yang bersabar dengan ujian Allah SWT dan sebarang kesusahan dalam mempertahankan keimanan amat dikasihi Allah SWT serta diberikan karunia yang banyak. Tentu hidup kita akan dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan sepanjang masa.

Surah Ali Imran, ayat 170 bermaksud : “Mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan kepada mereka….”

Begitu juga orang yang kuat dalam kesabaran karena mempertahankan iman juga akan mendapat keuntungan. Sebenarnya berbagai ganjaran dan balasan akan diberikan Allah SWT kepada orang yang bersabar.

Ini karena melalui sifat sabar akan membentuk jiwa yang kuat dan mental yang berani untuk menghadapi segala cabaran dan peristiwa yang boleh mengganggu gugat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ganjaran besar seterusnya menunggu orang yang sentiasa sabar dengan ujian Allah SWT untuk alam akhirat. Keuntungan, kesenangan, harta benda dan uang yang diperoleh didunia hanyalah sementara.

Sebaliknya keuntungan dan kebahagiaan pada akhirat akan kekal dan abadi. Perkara inilah yang akan dinikmati golongan beriman dan sabar dalam keimanannya.

Saturday, September 18, 2010

DOA MAMPU MENOLAK KETENTUAN TAKDIR


Allah sifatkan orang enggan berdoa sebagai orang yang sombong

Dari segi bahasa doa mempunyai pengertian menyeru, meminta dan mendakwa. Menurut istilah, doa bermaksud memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah Yang Maha Pemurah dengan menggunakan bahasa yang diperbolehkan dan adab yang baik sesuai dengan ketentuan syarak.

Bagaimanapun, diharuskan berdoa dengan menggunakan apa-apa bahasa sekalipun, dengan syarat ia tidak mengandungi unsur syirik yaitu menduakan Allah SWT.

Dari segi bahasa , selawat berarti kesejahteraan. Manakala mengikut istilah, selawat adalah memohon kesejahteraan dan keselamatan kepada Allah keatas junjungan dan penghulu sekalian makluk lain yaitu Nabi Muhammad SAW. Biasanya, selawat juga sentiasa diiringi keatas keluarga, sahabat dan seluruh pengikut baginda.

Menurut bahasa, zikir berarti mengingati. Secara istilah, ia bermaksud mengingati Allah pada setiap masa dan dimana saja dengan cara dibolehkan syarak seperti menerusi ucapan, perbuatan serta hati.

Hizib pula menurut bahasa bermakna bahagian, golongan, pertolongan, wirid dan senjata. Dari segi istilah, ia diartikan bacaan wirid yang juga sebahagian doa untuk diamalkan muslimin sebagai senjata atau pendinding kejahatan sama ada yang datang dari manusia, jin, syaitan atau makhluk lain.

Oleh itu, doa, selawat, zikir dan hizib sebenarnya mempunyai hubung kait yang rapat antara satu sama lain. Semua itu antara bentuk ikhtiar atau usaha manusia supaya sentiasa dalam keadaan baik, selamat dan sejahtera dibawa naungan Allah dengan cara yang diridhai.

Allah menyuruh hamba-Nya supaya memohon sesuatu kepada-Nya. Hal ini dinyatakan dalam surah Al-Mukmin ayat 60 : “Dan Tuhan kamu berfirman : “berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan doa permohonanmu. Sesungguhnya orang yang sombong (takbur) dari pada beribadah dan berdoa kepada-Ku, akan Aku masukkan keneraka jahanam dalam keadaan hina.”

Menerusi ayat itu, Allah memerintahkan manusia sentiasa berdoa kepada-Nya dalam apa jua keadaan dan Allah mencela orang yang enggan meminta dan berdoa kepada-Nya dengan menyifatkan mereka sebagai orang yang sombong.

Surah Al-Baqarah ayat 186 bermaksud : “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, beritahu mereka : “Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (dengan mereka), Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia sudi berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi segala perintah-Ku dan menjahui sebarang larangan) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku supaya mereka menjadi baik serta betul.”

Menerusi ayat itu, Allah memerintahkan manusia berdoa dan diikuti dengan keimanan kepada-Nya. Ini menunjukkan antara syarat sesuatu doa akan dikabul adalah beriman dan meyakini Allah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan manusia adalah makhluk yang sangat daif dan sentiasa memerlukan bantuan.

Seruan berdoa juga dihuraikan menerusi hadis. Antaranya hadis riwayat Imam Tarmizi bermaksud : “Sesungguhnya doa itu memberi manfaat terhadap bala bencala yang berlaku dan yang belum berlaku dan tidak ada (yang mampu) menolak qada’ dan qadar Allah melainkan doa, (oleh yang demikian), adalah sebaiknya kamu sentiasa berdoa.”

Hadis itu menunjukkan hanya doalah satu-satunya cara yang dapat menolak ketentuan Allah. Dalam hadis lain, dinyatakan doa itu ibarat senjata Muslimin. Ia juga sebagai tiang agama dan cahaya bagi seluruh permukaan langit dan bumi.

Ada 10 adab berdoa yaitu :

  • Memilih waktu mulia
  • Ketika berlangsungnya perbagai peristiwa mulia
  • Menghadap kiblat
  • Melembutkan dan merendahkan suara
  • Jangan bersajak ketika berdoa
  • Merendah diri dan khusyuk
  • Berdoa dengan keyakinan Allah pasti mengabulkan
  • Menyegerakan doa
  • Memulakan doa dengan zikir
  • Beberapa adab yang bersifat batiniah

Tuesday, September 14, 2010

KELEBIHAN WANITA YANG BERKAHWIN


Kini ada segolongan wanita yang menolak perkahwinan. Antara sebabnya adalah karena menganggap perkahwinan sebagai bebanan yang menyekat kebebasan. Apabila berkahwin, kuasa mutlak menentukan hidup mula berubah dan terpikul pula dengan kerja mengurus rumah tangga dan anak-anak.

Justru, ramai yang lebih rela menjadi anak dara tua walaupun hakikatnya, hal ini tidak dapat memberikan kebahagiaan pada jiwa. Ada juga tidak berkahwin karena terlalu memilih calon sekufu dan ada yang tidak sempat memikirkan perkahwinan karena terlalu sibuk dengan tugas masing-masing.

Perkembangan mengenai wanita yang tidak gemar berkahwin bukan saja berlaku dalam masyarakat bukan Islam tetapi juga di kalangan masyarakat Islam. Sikap demikian bukan saja bertentangan dengan kehendak ajaran Islam yang menggalakkan perkawinan tetapi juga bertentangan dengan fitrah semula jadi manusia yang hidupnya memerlukan pasangan. Bahkan sunnatullah kejadian manusia, ada lelaki dan ada wanita yang saling memerlukan antara satu sama lain.

Amat mudah bagi kaum wanita untuk mendapat maqam solehah dan menjadi ahli syurga di akhirat.

Sabda Rasulullah : “Sekiranya seorang wanita dapat melakukan empat perkara yaitu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga maruah dan taat kepada suami, maka masuklah mana-mana syurga yang di kehendaki.”

Sekiranya seorang wanita itu tidak berkahwin, ia tidak dapat mencapai kesempurnaan pada maqam yang keempat. Walau sehebat mana sekalipun dia bersembahyang, berpuasa dan menjaga maruah dan kehormatan, wanita yang tidak berkahwin, tidak akan mendapat kelebihan pada mentaati suami. Sedangkan kelebihan mentaati suami mengatasi segala-galanya bagi seorang wanita, sehinggakan ridha Allah pun bergantung kepada ridha suami.

Selain itu, antara kelebihan wanita berkahwin adalah dia akan diberi pahala seperti pahala jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dikala mengandung. Apabila menyusukan anak maka setiap titik air susu akan diberi satu kebajikan. Berjaga malam karena menguruskan anak akan diberi pahala seperti membebaskan 70 orang hamba. Wanita yang berpeluh karena terkena bahang api ketika memasak untuk keluarganya akan dibebaskan daripada neraka. Bagi wanita yang mencuci pakaian suaminya akan diberi 1,000 pahala dan diampuni 2,000 dosa.

Lebih istimewa lagi adalah bagi wanita yang tinggal di rumah karena menguruskan hal-hal berkaitan dengan anak-anak, akan dapat tinggal bersama-sama Rasulullah SAW di syurga kelak. Bahkan wanita yang rela di jimak suami juga akan mendapat pahala dan lebih hebat lagi bagi wanita yang mati karena bersalin akan mendapat pahala seperti pahala syahid.


WAJIB MENUTUP AURAT

Aurat diambil daripada perkataan Arab “Aurah” yang berarti keaiban. Dalam istilah fikah, aurat diartikan sebagai bahagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi daripada pandangan.

Dalam Islam, terdapat beberapa keadaan umat Islam dibenarkan membuka aurat dan hanya pada orang-orang tertentu.

Perintah menutup aurat difirmankan Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 33 : “Dan hendaklah kamu tetap diam dirumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu; dan dirikanlah sembahyang serta berikanlah zakat; dan taatilah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah (perintahkan kamu dengan semuanya itu) hanyalah karena hendak menghapuskan perkara-perkara yang mencemarkan dari kamu – wahai “ahlul bait”, dan hendaklah membersihkan kamu sebersih-bersihnya (dari segala perkara yang keji)”.

Daripada penerangan ayat diatas, jelaslah kepada kita bahwa hukum menutup aurat wajib sebagaimana wajibnya perintah mengerjakan sembahyang, berzakat dan perintah lainnya.

Dengan menutup aurat, wanita Islam mudah dikenal dan dapat mengelak daripada diganggu mereka yang mengambil kesempatan.

Wanita yang menutup aurat akan mudah dikenali. Jika membuka aurat sewenang-wenangnya, secara tidak langsung mereka cuba merangsang lelaki untuk mengganggunya. Maka berlakulah perkara sumbang selain timbul berbagai fitnah.

Allah SWT berfirman dalah Surah Al-Azhab ayat 59 : “Wahai Nabi, suruhlah istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”

Islam menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita. Aurat asas pada lelaki adalah menutup antara pusat dan lutut, manakala aurat wanita pula menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.

Aurat bagi wanita ada perbezaan dalam beberapa keadaan antaranya :

Aurat ketika sembahyang

Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.

Aurat ketika sendirian

Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bagian anggota pusat dan lutut. Ini berarti bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat adalah antara pusat dan lutut.

Aurat ketika bersama mahram

Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah pusat dan lutut. Walaupun begitu, wanita dituntut agar menutup bahagian tubuh badan yang boleh menaikan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri.

Syarak menggariskan golongan yang dianggap sebagai mahram kepada seseorang wanita yaitu :

    1. Suami
    2. Ayah, termasuk kakek sebelah bapak dan ibu
    3. Ayah mertua
    4. Anak-anak lelaki termasuk cucu, baik dari anak lelaki atau anak perempuan
    5. Anak-anak suami.

Dalam perkara ini Islam mengharuskan istri bergaul dengan anak suami karena wanita itu dianggap dan berperan sebagai ibu kepada anak-anak suaminya.

    1. Saudara lelaki kandung atau seibu atau sebapak
    2. Anak saudara lelaki karena mereka ini tidak boleh dinikahi selama-lamanya
    3. Anak saudara daripada daripada saudara perempuan
    4. Sesama wanita sama ada mempunyai kaitan keturunan atau seagama
    5. Hamba
    6. Anak-anak kecil belum mempunyai syahwat terhadap wanita. Kanak-kanak yang mempunyai syahwat tetapi belum baligh, wanita dilarang menampakkan aurat terhadap mereka.

Aurat ketika di hadapan lelaki bukan mahram

Kewajiban menutup aurat di hadapan lelaki bukan mahram amat penting dan perlu dilaksanakan setiap wanita bagi mengelak daripada berlaku perkara yang tidak di ingini.

Perkara ini terjadi disebabkan memuncaknya nafsu lelaki akibat penglihatan terhadap wanita memakai pakaian tidak senonoh dan mendedahkan sebahagian tubuh badan mereka.


Monday, September 13, 2010

KISAH IKTIBAR - DOA SAUDARA BARU DALAM KESUSAHAN DIKABULKAN ALLAH


Pada zaman Malik bin Dinar, ada dua orang bersaudara beragama Majusi (menyembah api) dan mereka sudah menyembah api sejak 72 tahun lamanya.

Pada suatu hari, adiknya berkata kepada abangnya : “Abang, sudah bertahun-tahun kita menyembah api. Oleh itu, mari kita uji, jika kita masih terbakar olehnya, maka mari kita berhenti menyembahnya. Tetapi, jika ternyata api tidak membakar kita, kita akan menyembahnya sampai mati.

Lalu si adik mula memasukkan jari-jarinya ke dalam api yang sedang menyala. Kemudian, dia menariknya sambil merintih kesakitan. Si adik berkata : “Alangkah jahatnya engkau, aku telah menyembahmu bertahun-tahun dan hanya inilah balasanmu !.

Walaupun diajak si adik, si abang tetap engggan meninggalkan agama Majusi. Lalu si adik bersama keluarganya pergi ke tempat Malik bin Dinar dan didepan pemimpin itu, mereka sekeluarga memeluk Islam.

Malik bin Dinar kemudian meminta supaya mereka sudi menetap dirumahnya dan Malik mengumpulkan uang daripada teman-temannya. Mereka sekeluarga menolak permintaan Malik untuk tinggal dirumah Malik dan memilih untuk menduduki sebuah rumah yang hampir roboh.

Ditempat yang baru itu, si adik bersama keluarganya senantiasa melakukan ibadah siang dan malam. Setiap pagi dia keluar rumah untuk mencari nafkah keluarganya. Tetapi, harapannya tidak pernah berhasil karena setiap kali keluar rumah untuk mencari pekerjaan, dia pulang pada waktu senja dengan tangan kosong.

Pada hari ketiga, dia berangkat ke pasar untuk mencari pekerjaan. Setelah berpusing ke seluruh tempat, tiada seorang pun yang memberikan pekerjaan lalu dia pulang dengan perasaan putus asa.

Bagaimanapun, dia tidak terus pulang ke rumahnya pada satu Jumaat. Ketika berada di dalam masjid, dia memohon kepada Allah SWT dengan berkata : “Ya Tuhanku, demi kehormatan agama Engkau dan hari Jumaat yang mulia ini, lepaskanlah kami daripada kelaparan dan kesengsaraan. Aku khawatir hal ini mengakibatkan kembalinya keluargaku memeluk agama abangku. Hal ini sangat aku takuti.”

Rupa-rupanya, Allah sudah memperkenankan doa si adik. Istrinya di rumah dikunjungi seorang lelaki tampan yang membawa karung berisi uang sebanyak 1,000 Dinar.

Tetamu itu berkata : “Terimalah uang ini dan katakan kepada suamimu bahwa ini adalah upah amal sedikit yang berpahala banyak.”

Setelah diterima, si istri membawa dinar itu kepada pedagang emas untuk dijual. Apabila ditimbang, berat uang emas itu dua kali ganda uang dinar emas di dunia sedangkan keadaannya tidak seperti kualiti dinar dunia lain.

Lalu pedagang emas itu bertanya : “Dari mana engkau memperolehi emas ini ?”. Lalu, wanita itu menceritakan apa yang telah terjadi kepada keluarga dan suaminya.

Pedagang emas yang tertarik mendengar cerita wanita itu memberi seribu uang dinar sebagai ganti kepada dinar yang ditukarkan itu. Lalu pedagang emas itu menyatakan keinginannya memeluk Islam.

Setelah selesai sholat Jumaat, si suami pulang ke rumah dengan membawa sapu tangan yang berisi pasir. Bungkusan itu diletakkan di depan pintu rumahnya supaya tidak dilihat oleh istrinya. Setelah berada di dalam rumah, dia heran karena menghirup bau makanan yang sedap.

Kemudian, si istri menceritakan apa yang terjadi ketika suaminya berada di masjid menunaikan sholat Jumaat. Sebaik bungkusan pasir itu dibuka oleh di istri, ia telah bertukar menjadi tepung dan akhirnya, kedua-duanya sujud untuk menyatakan kesyukuran kepada Allah.


SHOLAT ADALAH PENGHULU DARI SEGALA AMAL IBADAH


Sholat adalah tiang agama yang meyakinkan serta penghulu dari segala amal ibadah. Setiap Muslim perlu tahu apa yang berhubung kait dengan amalannya serta rahasia kebatinan sholat.

Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah seseorang jin dan manusia atau sesuatu benda apapun yang mendengarkan suara panggilan seseorang yang berazan melainkan menyaksikan amalan baik orang itu pada hari kiamat kelak.”. (Riwayat Bukhari).

Baginda bersabda lagi : “Apabila kamu semua mendengar panggilan azan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan orang yang berazan itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Jadi, hukum meniru bunyi orang yang berazan itu adalah disenangi dan sunnah kecuali pada waktu mengucapkan Hayya’alasshalah (marilah menunaikan sholat) dan Hayya’alal-falah (marilah mencari kebahagiaan), maka jawabnya adalah dengan ucapan Lahaula wa la quwwata illabillah (tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah).

Ucapan Qad qamatis shalah (sholat sudah mulai didirikan) hendaknya dijawab Aqamahallah wa adamaha (semoga Allah mendirikannya dan mengekalkannya). Manakala ucapan Ashshalatu khairun minannaum (sembahyang itu lebih baik dari pada tidur) hendaklah dijawab Shadaqta wa barirta (engkau – orang yang berazan) benar kata-katamu dan engkau telah berbakti).

Setelah selesai berazan atau mendengar azan, hendaklah berdoa yang bermaksud : “Ya Allah yang menguasai doa yang sempurna ini serta sholat yang akan didirkan ini, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi) serta keutamaan. Lagi pula, bangkitkanlah beliau itu dengan menempati tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Keutamaan sholat yang diwajibkan dijelaskan dalam Surah An-Nisa’ ayat 103 : “Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan atas semua orang mukmin.”.

Rasulullah SAW bersabda : “Sholat lima waktu dan sholat Jumat yang satu sampai Jumat yang berikutnya adalah sebagai penebus dosa antara jarak waktu masing-masing itu, selama dijauhi dosa-dosa yang besar.” (Riwayat Muslim).

Pernah juga Rasulullah SAW ditanya : “Amalan-amalan apakah yang lebih utama ?”. Lalu baginda menjawab : “ Yaitu sholat yang tepat pada waktunya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Abu Bakar r.a. berkata : “Apabila waktu sholat telah datang, maka berdirilah kamu semua menuju ke tempat apimu yang kamu nyalakan dan padamkanlah api itu.”

Keutamaan menyempurnakan rukun sholat dijelaskan menerusi sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa bersembahyang tepat pada waktunya dan melengkapkan wuduknya, menyempurnakan ruku’, sujud dan kekhusyukannya, maka sholat itupun naik ke atas dalam keadaan putih dan cemerlang.

“Sholat itu berkata : “Semoga Allah menjaga dirimu sebagaimana engkau menjaga aku (memperbaguskan kelakuan sholat itu)”.

Tetapi, barang siapa yang bersembahyang tidak dalam waktunya yang ditentukan dan tidak pula melengkapkan wuduknya serta tidak juga menyempurnakan ruku’, sujud dan tanpa kekhusyukkan sama sekali.

“Maka sholat itu pun naik ke atas dalam keadaan hitam kelam sambil berkata : “Semoga Allah mensia-siakan dirimu sebagaimana engkau sia-siakan aku”.

Selanjutnya setelah sholat itu berada disuatu tempat sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, ia lalu dilipatkan sebagaimana dilipatnya baju yang koyak, kemudian dipukulkan ke mukanya”. (Riwayat Thabrani dan Baihaqi).

DOSA MENINGGALKAN SHOLAT DENGAN SENGAJA ADALAH SANGAT BESAR


Pada suatu senja yang lengang, kelihatan seorang wanita berjalan dalam keadaan terhuyung-hayang. Pakaiannya yang serba hitam menunjukkan dia dicengkam kesedihan manakala kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya.

Tanpa bersolek atau memakai perhiasan lain ditubuhnya, kulit bersih, badan ramping dan roma mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang sedang membelenggu hidupnya.

Dia melangkah perlahan-lahan mendekati rumah Nabi Musa a.s. Pintu diketuknya perlahan-lahan pelan sambil mengucapkan uluk salam. Apabila terdengar ucapan “silahkan masuk” dari dalam, wanita cantik itu melangkah masuk sambil kepalanya terus tertunduk.

Air matanya berderai ketika dia berkata : “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya supaya Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosamu wahai wanita ayu ?” Tanya Nabi Musa a.s. terkejut.

“Saya takut mengatakannya” jawab wanita cantik

“Katakanlah, jangan ragu-ragu !” desak Nabi Musa

Lalu wanita itu memulakan cerita : “Saya…..telah berzina….”

Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun… lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai… mati.” Ucap wanita itu sambil menangis sekuat-kuat hati.

Maka Nabi Musa berapi-api dan dengan muka berang, dia mengherdik, “Perempuan jahat, pergi kamu dari sini !. Supaya siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi !” teriak Nabi Musa sambil memalingkan muka karena jijik.

Mendengar hardikan itu, wanita itupun segera bangun dan berlalu dengan hati hancur luluh. Ketika keluar dari rumah Nabi Musa, ratapannya amat memilukan. Baginya, kemana lagi hendak mengadu karena apabila seorang Nabi sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya ? Terbayang betapa besar dosanya dan jahat perbuatannya.

Tetapi dia tidak tahu bahwa sepeninggalannya, Malaikat Jibril turun berjumpa Nabi Musa. Lalu Jibril bertanya : “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya ?. Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya ?.

Nabi Musa terperanjat : “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita penzina dan pembunuh itu ?” Tanya Nabi Musa kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu ?”

“Ada !” jawabJibril dengan tegas. “Dosa apakah itu ?” Tanya Nabi Musa lagi. “Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina.”

Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa kemudian memanggil wanita itu untuk menghadapnya semula. Dia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohon ampunan kepada Allah SWT untuk wanita itu.


Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti, dia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tiada hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedangkan orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah SWT itu berada dijalan ketaatan kepada-Nya.

Itulah sebabnya Tuhan pasti mahu menerima kedatangannya.

Friday, September 10, 2010

ASAL – USUL SHOLAT LIMA WAKTU


Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutuskan Allah SWT untuk membimbing manusia ke jalan kebenaran. Tidak seperti umat nabi yang yang lain, umat Nabi Muhammad diperintahkan mengerjakan sholat lima waktu setiap hari. Ini adalah kelebihan dan anugerah Allah SWT terhadap umat Nabi Muhammad dimana sholat itu akan memberikan perlindungan ketika dihari pembalasan kelak. Berikut ini asal-usul bagaimana sholat mula dikerjakan.


SUBUH

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Subuh adalah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya yaitu kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar Subuh keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.

Rakaat pertama : Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.

Rakaat kedua : Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.


ZUHUR

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Zuhur adalah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT memerintahkan padanya supaya menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.

Rakaat pertama : Tanda bersyukur bagi penebusan.

Rakaat kedua : Tanda bersyukur karena dibukakan duka citanya dan juga anaknya.

Rakaat ketiga : Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.

Rakaat keempat : Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.


ASAR

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Asar adalah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu masuk waktu Asar.

Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat karena baginda diselamatkan Allah SWT daripada empat kegelapan yaitu :

Rakaat pertama : Kelam dengan kesalahan.

Rakaat kedua : Kelam dengan air laut.

Rakaat ketiga : Kelam dengan malam

Rakaat keempat : Kelam dengan perut ikan Nun.


MAGHRIB

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Maghrib adalah Nabi Isa a.s. yaitu ketika baginda dikeluarkan Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa a.s. lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan daripada kejahilan itu.

Rakaat pertama : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah Yang Maha Esa.

Rakaat kedua : Untuk menafikan tuduhan dan juga tomahan keatas ibunya Siti Mariam yang dituduh melakukan perbuatan sumbang.

Rakaat ketiga : Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.


ISYAK

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Isyak adalah Nabi Musa a.s. Pada ketika itu, Nabi Musa tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan duka cita.

Allah SWT menghilangkan semua perasaan duka citanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

Rakaat pertama : Tanda duka cita terhadap istrinya

Rakaat kedua : Tanda duka citanya terhadap saudaranya Nabi Harun

Rakaat ketiga : Tanda duka cita terhadap Firaun.

Rakaat keempat : Tanda duka cita terhadap anak Firaun.



Wednesday, September 8, 2010

CINTA ALLAH PALING AGUNG


Orang yang mencintai Khaliq berasa dirinya selalu didampingi oleh Tuhan, tidak takut kepada apa saja, baik ketika hidup atau sesudah mati.

Cinta mempunyai kaitan dan hubungan dengan yang rapat dengan perasaan. Kedua-duanya – cinta dan perasaan – tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Oleh itu adalah tidak salah jika dikatakan cinta adalah satu perkara abstrak.

Keenakan dan kemanisan cinta sukar untuk digambarkan dalam bentuk perkataan. Kelezatan dan kemanisannya hanya dapat dirasai pelakunya saja. Secara umum, cinta dapat dibagi kepada beberapa kategori. Cinta seorang jejaka kepada seorang dara atau cinta seorang suami kepada istrinya adalah salah satu bentuk cinta yang boleh dikatakan dialami setiap manusia.

Tetapi cinta paling manis dan lezat, yang paling tinggi, yang paling agung dan yang melebihi segala bentuk cinta adalah cinta terhadap Allah. Cinta terhadap Allah berbeda daripada cinta terhadap makhluk. Allah adalah Khaliq, bersifat kekal, maha berkuasa, maha kaya, malah mempunyai kelebihan dalam segala-galanya. Keadaan ini dijelaskan dalam Firman Allah bermaksud : “Mereka tidak menghargakan Allah dengan harga sebenar. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Teguh”. (Surah Al-Haj : ayat 74).

Tetapi keadaan sebaliknya berlaku kepada makhluk yang menjadi ciptaan Allah. Makhluk bersifat sementara, lemah dan mempunyai kekurangan dengan apa saja dibandingkan dengan Allah. Firman Allah bermaksud : “Kamu diberi pengetahuan hanya sedikit saja” (Surah Al-Israk ; ayat 85).

Mencapai tahap cinta kepada Allah dengan sebenar-benar cinta adalah satu perkara yang sukar untuk dicapai. Semua orang boleh menyatakan rasa cintanya terhadap Allah. Manusia boleh dan dengan senang sekali membohongi orang di sekelilingnya dengan mengatakan “Aku mencintai Allah”. Tapi daripada perbuatan, tindak tanduk dan gerak-geriknya yang melewati batas larangan Allah, ternyata dia jauh sekali daripada mencintai Allah.

Sesungguhnya orang yang mencintai Allah adalah mereka yang berasa dirinya selalu didampingi Tuhan yang dicintainya. Seseorang yang sudah merasai cinta kepada Allah tidak akan merasa takut dan khuatir kepada apa saja, baik ketika hidup atau sesudah mati. Mereka tidak takut dilanda kemiskinan dan kemelaratan, tidak takut menghadapi musuh dan sebagainya.

Orang yang cintakan Allah maka Allah mencintainya. Firman Allah bermaksud : “Katakanlah. Jika kamu cintakan Allah maka taatilah Aku, niscaya Allah cinta kepadamu dan mengampun dosa-dosamu karena Allah Maha Pengampun dan Penyayang.” (Surah Ali Imran : ayat 31).

Daripada ayat itu dapat dikatakan bahwa apabila seseorang itu mencintai Allah maka akan wujud satu keadaan timbal balik. Orang yang cintakan Allah dan orang bertakwa akan melakukan segala apa diperintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Sebagai tindak balas Allah kepada kecintaan kita kepada-Nya, maka kita disayangi dan diberikan keampunan-Nya.

Alangkah berbahagianya seseorang itu apabila dicintai Allah, mendapat keampunan Allah dan mendapat keridhaan-Nya. Allah yang bersifat Pengasih dan Penyayang akan memberi balasan nikmat dan rahmat kepada mereka yang mencintai-Nya, bukan saja didunia malah di akhirat.

Antara tanda orang yang mencintai Allah dan akan di cintai Allah adalah orang yang sabar, banyak membuat kebajikan, banyak bertaubat dan berperang di jalan Allah. Inilah antara mereka yang dicintai Allah.

Kenyataan ini jelas kalau kita teliti maksud Firman Allah dalam surah berikut :

  • Sesungguhnya Allah mencintai orang yang sabar (Surah Ali Imran : 46)

  • Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan (Surah Ali Imran : 134)

  • Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan mencintai orang yang suci (Surah Al-Baqarah : 222)

  • Sesungguhnya Allah mencintai orang yang suka berperang pada jalan-Nya dalam keadaan berbaris (disiplin) sebagai tembok kukuh dan kuat (Surah As-Shaf : 4)

Anas bin Malik meriwayatkan sabda Rasulullah dengan kata : “Tiga perkara sesiapa yang memperolehinya akan merasai manisnya keimanan yaitu :

  • Ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari pada yang lain

  • Ia tidak mencintai seseorang kecuali karena kecintaan terhadap Allah jua

  • Ia membenci kepada kekufuran sesudah Allah membebaskannya daripada kekufuran itu

Daripada sabda itu dapatlah digambarkan betapa manisnya keimanan orang yang mencintai Allah. Dia akan menjauhkan diri daripada sebarang kejahatan dan kemungkaran setelah Allah memberi taufik dan hidayah kepadanya untuk melakukan kebaikan.

Sebab itulah orang yang beriman, mereka yang mendapat petunjuk Allah akan berlumba-lumba dalam hidupnya di dunia ini untuk berbakti dan mencapai kecintaan dan keridhaan-Nya.

Orang yang sudah merasai cinta kepada Allah dan merasai dirinya selalu didampingi Allah akan memeras keringat, akan menghabiskan tenaga dan mengorbankan seluruh jiwa raganya.

Sesungguhnya, orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan mencintainya pula. Sesungguhnya mencintai dan dicintai Allah adalah setinggi rahmat iman dan takwa.

HIKMAH TERSIRAT DISEBALIK WUDUK


Ramai dikalangan kita yang tidak sadar hakikat setiap yang dituntut dalam Islam mempunyai hikmahnya tersendiri. Pernahkah kita terpikir mengapa kita mengambil wuduk sedemikian rupa dan mengikut tertib ?


Atau, pernahkah kita terpikir segala hikmah yang kita perolehi dalam menghayati Islam ? Pernahkah kita terpikir mengapa Allah lahirka kita sebagai umat Islam..?

Berikut tertib ketika berwuduk :

  • Ketika berkumur, berniatlah : “Ya Allah, ampunilah dosa mulut dan lidahku ini”, karena setiap hari kita banyak berkata-kata tentang hal atau perkara yang tidak berfaedah.
  • Ketika membasuh muka, berniat : “Ya Allah, putihkan mukaku diakhirat kelak. Jangan Kau hitamkan muka ku ini”, Penjelasannya adalah sebab ahli syurga mukanya putih berseri.
  • Ketika membasuh tangan kanan, berniatlah : “Ya Allah, berikanlah hisab-hisab ku ditangan kanan ku ini”, hal ini karena ahli syurga diberikan hisab-hisabnya di tangan kanan.
  • Ketika membasuh tangan kiri, berniatlah : “Ya Allah, jangan Kau berikan hisab ku ditangan kiri ku ini”, hal ini karena ahli neraka diberikan hisab-hisabnya di tangan kiri.
  • Ketika membasuh kepala, berniatlah : “Ya Allah, lindungilah aku daripada terik matahari dipadang Mashyar dengan Arasy Mu”, hal ini karena panas di padang Mashyar umpama matahari sejengkal di atas kepala.
  • Ketika membasuh telinga, berniatlah : “Ya Allah, ampunilah dosa telinga ku ini”, karena setiap hari kita mendengar orang mengumpat, memfitnah dan sebagainya.
  • Ketika membasuh kaki kanan, berniatlah : “Ya Allah, permudahkanlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim”, hal ini karena ahli syurga melintasi titian itu dengan pantas sekali.
  • Ketika membasuh kaki kiri, berniatlah : “Ya Allah, bawakanlah aku pergi ke masjid-masjid, surau-suaru dan bukan tempat-tempat maksiat”, karena Qada’ dan Qadar kita ditangan Allah.

Tuesday, September 7, 2010

PAHIT KEHIDUPAN ITU UMPAMA GARAM


Suatu pagi, seorang anak muda yang dirundung malang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Langkah anak muda itu lunglai dan air mukanya kelihatan pucat tidak bermaya serta seperti orang yang tidak bahagia.

Tanpa mmebuang waktu, anak muda itu menceritakan semua masalahnya. Impiannya tidak tercapai dan gagal dalam kehidupan dan percintaan sambil Pak Tua yang bijaksana itu mendengarnya dengan teliti dan seksama.

Pak Tua itu kemudian mengambil segenggam garam dan meminta anak muda itu mengambil segelas air. Dia menabur garam itu kedalam gelas sebelum diaduk-aduk.

“Cuba, minum ini dan katakana bagaimana rasanya…” kata Pak Tua tersebut. “Asin sampai pahit dan pahit sekali,” jawab anak muda itu sambil meludahkan ke sisinya, sedangkan Pak Tua itu tersenyum melihat teletah tamunya.

Kemudian, dia mengajak tamunya itu untuk berjalan ke tepi telaga didalam hutan berdekatan dengan tempat tinggalnya. Mereka berjalan beriringan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu menabur segenggam garam ke telaga itu dan menggunakan sepotong kayu untuk mengacau dan mencipta riak air yang mengusik ketenangan telaga itu.

“Cuba ambil air dari telaga ini, dan minumlah.”. Sebaik anak muda itu selesai meneguk air, Pak Tua berkata : “Bagaimana rasanya ?”. “Segar” jawab anak muda itu. “Apakah kamu rasa asin garam didalam air itu..?” Tanya Pak Tua lagi. “Tidak” jawab anak muda tersebut. Pak Tua menepuk punggung anak muda itu lalu mengajaknya duduk berhadapan dan bersimpuh di tepi telaga itu.

“Anak muda, dengarlah, pahitnya kehidupan adalah umpama segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu sama dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki. Kepahitan itu akan diasaskan daripada perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita.

“jadi, saat kamu rasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan wadah pergaulan supaya kamu mempunyai persekitaran hidup yang luas. Kamu akan banyak belajar daripadanya.” Kata Pak Tua tersebut.

Pak Tua itu terus memberikan nasihat dengan berkata “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Lalu, kedua-duanya pulang. Mereka sama-sama belajar pada hari itu. Pak Tua, si bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam” untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya dengan membawa keresahan jiwa.”

Friday, September 3, 2010

TINGGI NYA DERAJAT SEORANG IBU


Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar Al-Khattab, satu keluarga miskin hidup dalam serba kekurangan. Tetapi berkat rajin berusaha, mereka menjadi kaya raya sehingga semua orang segan dan menghormati keluarga tersebut.

Malah, si ibu turut berbangga atas keberhasilan dan kejayaan anaknya yang kini menjadi saudagar. Pada suatu hari, si ibu kehabisan bekalan makanan lalu pergi ke rumah anaknya untuk mendapatkan sedikit makanan. Ketika itu, anaknya tiada dirumah dan hanya istrinya yang ada dirumah.

Si ibu terus menyatakan hasrat kepada menantunya tetapi berikutan wanita itu berpakaian kotor, istri saudagar tersebut tidak mengindahkan permintaan mertuanya dan orang tua itu dibiarkan keseorangan.

Dengan perasaan rendah diri, si ibu terus menanti anaknya pulang dari berdagang. Sebaik anaknya pulang, si ibu terus menyatakan hasratnya tetapi si istri kemudian menghalang dan berkata : “Kakanda!, ibumu selalu datang meminta itu dan ini. Dia memang suka melihat kita miskin. Saya sudah bosan dengan sikap ibu kakanda itu “.

Si ibu sungguh sedih dan geram mengenangkan sikap anak dan menantunya itu. Dia pulang ke rumahnya dengan membawa seribu satu kenangan yang tidak dapat dilupakan. Di sepanjang jalan, si ibu menangis sambil berkata : “ Anakku betapa susahnya ibu mengasuhmu dulu setiap hari, walaupun dalam keadaan miskin. Kenapa sekarang kau lupakan ibumu dan rela pula melihat ibumu mati kelaparan ?.”

Keesokan harinya, saudagar itu keluar berdagang lagi. Dalam perjalanan, dia dirompak oleh beberapa lelaki yang kemudian menyiksa saudagar itu dengan memotong kedua-dua kaki dan tangannya, mencungkil mata manakala semua barang dagangannya dirampas. Tidak berapa lama kemudian, beberapa orang saudagar lain melalui kawasan itu dan mereka terkejut melihat saudagar dalam keadaan mengerikan.

Kejadian yang belaku keatas saudagar berkenaan cepat tersebar luas dan diketahui oleh ibunya. Si ibu datang menziarahi anaknya walaupun perasaannya hancur atas perbuatan anak dan menantunya.

Sebaik saja di ibu masuk kerumah, saudagara tersebut terus meminta maaf diatas segala perbuatannya sebelum itu. Antara rayuannya : “Ibu maafkan anakmu. Kemarin anakmu menyakitkan hati ibu. Anakmu sadar bahwa nasib ini adalah karena perbuatan anakmu yang durhaka kepada ibu.”

Mendengar rintihan dan penyesalan itu, si ibu memaafkan anaknya karena jelas, kasih ibu sepanjang hayat.

Pada malam berkenaan, ketika orang lain sedang nyenyak dibuai mimpi, saudagar itu terjaga dari tidurnya. Alangkah terkejutnya dia apabila mendapati tubuhnya telah kembali sempurna seperti sedia kala. Kaki dan tangannya sudah pulih dan matanya dapat melihat semula.

Ketika itu juga dia mengejutkan ibunya yangsedang tidur untuk memberitahu apa yang berlaku keatas dirinya.

Dengan penuh kesyukuran, ibunya berkata : “Wahai anakku! Bersyukurlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah menyayangi semua hamba-Nya yang berbakti kepada orang tuanya. Dan ketahuilah bahwa keridhaan Allah itu terletak kepada keridhaan orang tuanya. Apabila orang tua ridha kepada anaknya, tentulah Allah meridhainya. Sebaliknya, Allah akan murka jika orang tuanya murka anaknya.”

TINGGI NYA DERAJAT SEORANG IBU

MAKSUD BATINIAH DALAM SHOLAT

Tumpukan pikiran pada ibadah, tolak segala godaan.

Pengertian batiniah yang menjadi keistimewaan kehidupan sholat itu amat banyak tetapi ia dapat disimpulkan kepada enam istilah yaitu : kehadiran hati, memahami artinya, memaha agungkan, ketakutan, pengharapan dan merasa malu.

Kehadiran hari bermaksud hati dikosongkan daripada segala perkara yang tiada hubungan atau tiada sangkut paut dengan amalan yang sedang dikerjakan yaitu sholat. Jangan sampai hati memikiran sesuatu yang tiada hubungannya.

Jadi, ilmu itu harus dengan perkataan dan hati, disertakan bersama-sama kedua-duanya manakala pikiran juga tidak lari dari pada dua perkara tersebut.

Memahami arti mempunyai pengertian yang mantap mengenai apa maksud perkataan yang diucapkannya. Ini adalah satu hal yang harus ada disebalik kehadiran hati yaitu merangkumi hati dan ilmu dengan pengertian lafaznya.

Lagipun cukup banyak pengertian halus yang dapat dipahami oleh seseorang ketika sholat dan ia dapat mencegahnya daripada berbuat kejahatan dan kemungkaran.

Memaha agungkan adalah disebalik kehadiran hati dan pengertian maknanya. Ini adalah tambahan kepada kedua ciri-ciri tersebut.

Ketakutan bermaksud melebihi daripada memaha agungkan karena memiliki pengertian takut atau takwa, yang bersumber daripada memaha agungkan dan memaha sucikan.

Pengharapan yaitu memiliki hati untuk merebut pahala yang dikaruniakan oleh Allah SWT dan sebagai imbangannya adalah takut kepada siksaan-Nya, sehingga tidak berlengah-lengah untuk melaksanakan sesuatu yang telah diperintahkan.

Perasaan malu pula lahir karena masih ada rasa bahwa dirinya kurang sempurna untuk mengerjakan segala perintah Allah SWT dan merasa bahwa masih ada dosa dalam dirinya.

Sebab enam jenis makna itu adalah :

Kehadiran hati :

Kehadiran hati itu berlaku karena perhatian yang mendalam terhadap apa yang sedang dilakukannya. Kita tentu paham bahwa hati akan mengikut saja kepada sesuatu yang menjadi perhatian kita.

Jadi, tidak mungkin hati itu akan hadir melainkan kalau sudah ada perhatian kepada sesuatu hal atau perkara. Maka apabila ada sesuatu hal yang menjadi perhatian kita, pasti kehadiran hati akan menjelma sama ada diusahakan, dikehendaki atau sebaliknya.

Apabila hati tidak “hadir” didalam sholat, tentulah itu tetap tidak duduk diam sebaliknya pasti memikiran sesuatu yang menjadi perhatiannya dan tentulah ia berkaitan dengan urusan keduniaan.

Memahami artinya :

Sesudah kehadiran hati lalu mengekalkan pikiran serta memusatkan sanubarinya untuk memahami apa yang tersirat didalam setiap doa atau ayat yang dibacanya.

Kelebihannya itu adalah terus memusatkan pikiran dan menumpukan perhatian untuk menolak segala godaan yang terlintas didalam kalbunya.

Cara menolaknya adalah dengan menghentikan dan memutuskan sumber wujudnya godaan yang menyebabkan timbulnya sebab yang mempengaruhi atau mengajak jiwa untuk memikirkan hal yang tidak berkaitan.

Memaha agungkan :

Ini adalah keadaan hati dan dapat disemai dengan adanya dua kemakrifatan yaitu makrifat kepada keagungan Allah serta kebesaran-Nya dan ini termasuk dalam salah satu daripada pelbagai dasar keimanan.

Selain itu makrifat terhadap kehinaan diri sendiri serta kerendahan manusia sebagai hamba. Selain itu, menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang hamba Allah yang dapat ditakluk dan diperintah serta dikuasai sepenuhnya oleh Tuhannya.

Dua kemakrifatan itu akan menyebabkan lahirnya rasa tenang, tenteram serta khusyuk kepada Allah SWT.

Ketakutan dan ketakwaan :

Ini adalah keadaan jiwa dan dapat dirasakan dengan kemakrifatan terhadap kekuasaan Allah serta kebesaran pemerintahaan-Nya.

Sadar bahwa jika Allah merusakkan semua orang terdahulu dan semua orang pada masa akan datang, ia adalah daripada kerajaan-Nya. Oleh itu, semakin banyak tambahan ilmu mengenai Allah, semakin banyak ketakutan dan ketakwaannya.

Pengharapan :

Dengan adalahnya kemakrifatan mengenai kebenaran janji Allah untuk mengkaruniakan syurga hasil daripada menunaikan sholat.

Apabila keyakinan sedemikian sudah wujud dan janji kebenarannya juga sudah dipercaya, maka sudah pasti bahwa pengharapan itu akan lahir daripada keseluruhan jiwa raganya.

Malu :

Dengan adanya perasaan bahwa dirinya masih lalai dalam beribadat dan masih lemah untuk menunaikan keseluruhan hak Allah, maka akan lahirlah perasaan malu kepada Allah.

Perasaan malu akan menjadi lebih kuat serta kukuh apabila ada kemakrifatan mengenai kekurangan serta cacat cela dirinya.