Friday, July 1, 2011

TANGGUNG JAWAB SEORANG ISTRI DIDALAM ISLAM


Istri adalah penjaga bagi rumahnya dimana beliau bertanggung jawab keatas keselesaan suami dan anak-anaknya. Adalah menjadi tanggung jawab istri untuk menentukan keadaan rumahnya senantiasa teratur. Istri hendaklah berbelanja dengan cermat. Istri mestilah memastikan bahwa suasana ketakwaan senantiasa wujud didalam rumahnya demi menolong pembangunan moral dan pembesaran anak-anaknya. Begitu juga istri mesti memastikan bahwa tiada laki-laki lain memasuki rumahnya diwaktu suami tidak ada dirumah. Lebih-lebih lagi istri haruslah menjaga kehormatan dirinya.

Salah satu maksud perkawinan adalah untuk memperolehi zuriat. Dengan mempunyai anak-anak ia akan menambahkan bilangan orang-orang yang beriman. Rasulullah SAW telah bersabda bahwa doa anak-anak yang memanfaati ibu bapa mereka selepas kematian keduanya. Anak-anak yang meninggal dunia semasa kecil akan mensyufaati ibu bapa mereka dihari penghisapan.

Allah SWT telah menjelaskan peranan wanita dan lelaki Islam sebagaimana firmannya, maksudnya : Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia itu melainkan untuk beribadat kepadaku (Ads-Dzariyat 56).
Sebagai istri, kamu haruslah mentaati suamimu, walau bagaimanapun istri tidak boleh mentaati suaminya, jika suami menyuruh melakukan maksiat.
Kualiti Sebenar Seorang Istri Yang Baik Di Dalam Islam
Allah SWT telah berfirman, maksudnya : Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang soleh ialah yang taat kepada Allah bagi memelihara diri (tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta benda suaminya) oleh karena Allah telah memelihara mereka (An-Nisaa 34).
Ayat tersebut diatas telah merumuskan beberapa kualiti yang unggul seorang istri yang baik; seorang istri yang taat dan menggembirakan suaminya diwaktu kehadiran suaminya dan menjaga kehormatan dan harta benda suami waktu ketiadaannya sebagaimana yang diperintah oleh Alllah SWT. Seorang istri yang baik akan mengingati bagaimana Allah SWT telah memberikannya kedudukan yang terpelihara dan akan melakukan apa saja untuk menunaikan amanah yang diletakkan di atas bahunya.
Kualiti-kualiti sebenar seorang istri yang baik seterusnya dijelaskan oleh hadis-hadis yang berikut :
Anas r.a. telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda; Apabila seorang istri menunaikan sembahyang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjauhkan diri dari perzinaan dan mentaati suaminya akan memasuki syurga melalui sebarang pintu yang dikehendakinya (Ahmad).
Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda; Adakah tidak aku khabarkan kepada kamu mengenai khazanah yang terbaik dimana seorang lelaki harus merahasiakannya ? Adalah seorang istri yang soleh yang menggembirakan suaminya setiap kali suaminya melihatnya dan mentaatinya setiap kali disuruh oleh suaminya dan menjaga dirinya sewaktu ketiadaan suaminya (Abu Daud).

Istri yang soleh adalah khazanah suami yang paling berharga menurut sabda Rasulullah SAW. Objektif dari sesuatu khazanah adalah untuk memperoleh manfaat ketenangan dan tiada apa yang boleh memberikan ketenangan kecuali seorang istri yang soleh dan setia. Dia merupakan kegembiraan suaminya. Begitu juga istri yang soleh boleh menjadikan suami dan anak-anaknya soleh juga. Ibu yang mempunyai bahagian yang besar didalam pembentukan karakter abak-anak. Istri yang soleh menumpukan kasih sayang terhadap suaminya; oleh itu istri bertindak sebagai pengawas supaya suami tidak terlibat didalam perkara-perkara yang tidak baik.

Abu Umamah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda; Selepas takut kepada Allah, seorang hamba itu tidak akan memperolehi yang terlebih baik dari seorang istri yang soleh. Jika dia diperintah ia akan taat, jika suami melihatnya akan memberikan suaminya ketenangan dan apabila si suami berpergian jauh dia akan memelihara dirinya dan harta suaminya (Ibnu Majah).

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah ditanya; Siapakah dikalangan para istri yang terbaik sekali ? Baginda menjawab ; Dia yang memberikan ketenangan kepada suaminya apabila suaminya memandangnya, mentaati apabila disuruh dan tidak menentanginya berkenaan (perkara-perkara) yang menyentuh dirinya dan kekayaannya menakutkannya terhadap ketidaksenangan suaminya (An-Nasaaei).

Istri adalah diharapkan dapat menyumbangkan kepada kejayaan dan keamanan rumah tangga semampunya olehnya. Sejajar dengan perhatian terhadap kesenangan dan keselesaan suaminya, dia tidak sepatutnya membantah ataupun menyakitkan perasaan suaminya.


Thursday, June 30, 2011

ISTRI YANG SOLEHAH DI DALAM ISLAM


                Kelayakan yang terutama yang mesti dimiliki oleh bakal pengantin perempuan adalah sebagaimana firman Allah SWT didalam surah An-Nissaa ayat 3, maksudnya : Kahwinilah wanita yang baik pada pandangan kamu.

               Berdasarkan ayat tersebut diatas, ia memberikan panduan didalam memilih calon istri dimana calon suami mestilah berhati-hati dan penuh pertimbangan didalam memilih bakal istri. Hadis yang berikut ini adalah teramat penting sebagai rujukan didalam membuat pilihan yang betul jika tidak, maksud perkawinan itu (yaitu kegembiraan dan keamanan rumah tangga) akan sedikit mengecewakan yaitu dimana Abu Hurairah r.a. telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Wanita hendaklah dikawini berdasarkan kepada empat alasan yaitu : hartanya, kedudukannya (keturunan), kecantikannya dan agamanya, maka cubalah untuk mendapatkan yang kuat agamanya dan yang subur. (Al-Bukhary dan Muslim).

          Umumnya pertimbangan duniawi yang menguasai pemikiran kaum lelaki didalam memilih calon istrinya untuk dikahwini. Rasulullah SAW telah menekankan umatnya supaya menjadikan ketakwaan dan agama sebagai ciri yang utama didalam memilih seorang wanita. Adalah tidak dapat dinafikan bahwa sekiranya seorang Islam itu memperolehi ketakwaan dan kesolehan maka ini adalah disebabkan kesolehan istrinya sebagai mana sabda Rasulullah SAW yaitu wanita yang solehah adalah harta yang paling bermanfaat didalam kehidupan dunia. Istri yang ideal adalah yang memiliki perasaan cinta dan kasih sayang. Mengikut sabda Rasulullah SAW, wanita bukanlah organ bagi syaitan tetapi mereka adalah Muhsanah yaitu kubu yang menjadi benteng menentang syaitan. Wanita adalah pelindung dari dosa dan kezaliman. Mereka adalah teman hidup untuk memperolehi ketenangan dan keamanan. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran, maksudnya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Ruum 22).

             Allah SWT juga berfirman, maksudnya : Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah ? (An-Nahl 72). Dan firman Allah SWT, maksudnya : Mereka adalah pakaian-pakaian dan kamu adalah pakaian bagi mereka (Al-Baqarah 187).

Siapa yang tidak tahu bahwa pakaian adalah untuk perlindungan dan keselamatan, kecantikan dan keindahan dan apa yang lebih utama lagi ianya memberikan kehangatan. Ini adalah perumpamaan dimana Allah SWT memerintahkan lelaki dan wanita saling cukup-mencukupi diantara satu sama lain.  

             Islam mengiktiraf bahwa kaum wanita itu dari sudut kerohanian dan kecerdasan adalah sama dengan kaum lelaki. Perbedaan diantara keduanya hanyalah didalam fizikal mereka dimana perbedaan-perbedaan adalah berdasarkan kepada fakta-fakta yang kukuh. Oleh yang demikian seluruh manusia mestilah tahu dan menerima kebenaran bahwa tiada satu agamapun yang memberikan hak-hak yang banyak kepada kaum wanita didalam memelihara kehormatan dan kesucian mereka sebagaimana yang dikaruniakan oleh agama Islam, sebagaimana firman-firman Allah SWT yang berikut, maksudnya : Wahai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang ramai. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-Nissaa 1).

          Lagi firman Allah SWT, maksudnya : Barangsiapa yang mengerjakan amalan soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (An-Nahl 97).

      Juga firman Allah SWT, maksudnya : Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap didalam ketaatan, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah. Allah telah menyediakan untuk mereka keampunan dan pahala yang besar. (Al-Ahzab 35).

          Berdasarkan kepada sabda Rasulullah SAW bahwa kesopanan dan malu itu adalah sebahagian dari iman, oleh itu gambaran rumah dimana istri tidak mempunyai sifat malu dan kesopanan adalah satu yang amat malang sekali. Rasulullah SAW telah bersabda tentang wanita yang seumpama itu dan menyifatkannya sebagai bencana kepada kehidupan seorang lelaki. Sehubungan dengan itu Al-Quran telah mengingatkan kita yaitu firman Allah SWT, maksudnya : Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji, wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik. (An-Nuur 26).


Monday, June 27, 2011

PERKAWINAN DI DALAM ISLAM


Agama Islam tidak menganggap perkawinan itu hanya untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu saja tetapi sebagai satu ikatan yang luas yang merangkumi berbagai tanggung jawab dan tugas. Ini adalah karena mengikut agama yang diwahyukan, wanita itu bukan barang mainan kaum lelaki tetapi mereka adalah ciptaan yang mempunyai moral dan rohani yang diamanahkan kepada kaum lelaki melalui perjanjian luhur (melalui ikatan perkawinan yang sah) dimana Allah SWT adalah sebagai saksi untuknya. Oleh itu pihak istri bukan saja memberi kenikmatan seksual dan perasaan kepada pihak suami, bahkan mereka bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan suami masing-masing didalam membina kehidupan berumah tangga dan akhirnya supaya seluruh unsur kemanusiaan itu menjadi bermakna.

Al’Quran didalam berbagai-bagai ayat memberitahu mengenai maksud-maksud perkawinan. Allah SWT berfirman maksudnya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang dan sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Ruum 21).

Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa kaum wanita tidaklah lebih rendah kedudukannya dari kaum lelaki dengan alasan bahwa kaum lelaki itu dijadikan dari unsure yang lebih kuat dan wanita itu dari tulang rusuk yang bengkok. Kaum lelaki dan wanita adalah sama, bahwa mereka adalah anak cucu Adam dan mempunyai jiwa dan roh.

Maksud perkawinan menurut Al’Quran adalah yang demikian itu bertujuan untuk menyatukan kedua jiwanya sebagaimana firman Allah SWT yang maksudnya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya dia menciptakan istrinya agar dia merasa senang kepadanya (Al-A’raaf 189).

Merasa senang membawa arti yang lebih luas daripada kepuasan nafsu seks semata-mata. Tidaklah berlebihan dikatakan bahwa seluruh ikatan perkawinan didalam Islam dibentengi oleh nilai-nilai kerohanian dan moral. Melalui ikatan perkawinan yang sah pasangan tersebut dirapatkan secara fizikal, mental dan emosi didalam suasana yang dihangatkan oleh ketakwaan.

Anas r.a. meriwayatkan beberapa orang sahabat Rasulullah SAW telah bertanya kepada istri-istri Baginda SAW mengenai amalan beliau semasa berseorangan diri. Seorang dari sahabat tersebut berkata : Aku tidak akan berkawin. Seorang lagi berkata : Aku tidak akan makan daging. Seorang yang lain pula berkata : Aku tidak akan berbaring dari tempat tidur. Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Apakah yang terjadi dengan mereka ini yang berkata ini dan itu, sedangkan aku bersolat dan tidur juga. Aku berpuasa dan berbuka. Aku mengahwini wanita juga. Barang siapa yang berpaling dari sunnahku maka dia tidak mempunyai perhubungan denganku (Muslim).

Hadis ini memberikan intipati kehidupan ideal menurut apa yang digariskan oleh Islam. Menurut Islam, kehidupan bukanlah seumpama sebuah penjara yang terasing ataupun kubur yang gelap gulita dan tidak juga seperti lapangan pemburuan, dimana seorang pemburu itu bebas berburu mengikut kesukaannya. Kehidupan ini adalah sangat bermakna dengan syarat seseorang itu hendaklah melayari bahtera kehidupannya didalam lingkungan batasan-batasan moral. Oleh itu kehidupan ideal di dalam Islam tiada tempat untuk mengasingkan kehendak-kehendak naluri yang semula jadi. Pendekatan Islam adalah sesungguhnya kehidupan itu bukanlah negatif didalam arti kata lain menolak segala kesenangan dan kemewahan dan hidup didalam kefakiran tetapi zuhud yang sebenarnya adalah berumah tangga sementara kehidupan dunia dan segala kemewahannya tidak kekal dan tidak bertapak dihatinya.

Perkawinan mempunyai peranan penting didalam kehidupan manusia dan mengabaikan perkawinan adalah digambarkan memberi kesan-kesan buruk seperti berikut ini :

  • Bertambahnya perhubungan seks yang dilakukan sebelum perkawinan
  • Fungsi penjagaan keluarga telah diserahkan kepada persatuan-persatuan sosial
  • Rekreasi keluarga telah berpindah kepada pertunjukan, permainan dan T.V.
  • Keluarga tidak lagi berperan sebagai perlindungan untuk orang-orang tua dikalangan mereka.

Perkawinan adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW yang mulia dan tidak boleh ditolak tanpa sebarang alasan yang sah. Abu Hurairah r.a. telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Tiga golongan manusia yang menjadi hak Allah SWT untuk menolongnya yaitu Tuan yang membenarkan hambanya membebaskan dirinya dengan bayaran tertentu; Seorang yang ingin berkawin demi untuk menjalani kehidupan yang murni dan Seorang yang berjuang dijalan Allah SWT (At-Tarmidzi, An-Nasaaei dan Ibnu Majah).

KEDUDUKAN WANITA DI DALAM ISLAM


Wanita Di Dalam Ajaran Islam

Pergerakan Pembebasan Wanita di barat adalah hasil dari ketidak puasan yang tidak kunjung padam, masalah-masalah keuangan, moral dan ketidak selamatan diri serta ketidak wujudan cara hidup yang diwahyukan. Pergerakan-pergerakan seperti ini adalah tidak diperlukan dan sama sekali tidak sesuai didalam masyarakat Islam. Empat belas kurun yang lalu, Islam telah mengistiharkan bahwa kaun lelaki dan wanita berkongsi tanggung jawab untuk menjadi hamba-hamba Allah SWT yang ikhlas dan luhur dan kerananya meraka akan diganjari oleh Allah SWT untuk amalan-amalan mereka. Di dalam Islam, kaum wanita menikmati kedudukan yang terhormat dan mulia dimana didalam arti kata yang sebenarnya lebih tinggi dari kedudukan kaum lelaki itu sendiri. Islam telah menggariskan undang-undang dan peraturan untuk kaum wanita tidak kira sama ada mereka seorang ibu, anak atau saudara perempuan ataupun seorang istri. Terdapat tanggung jawab dan tugas seorang lelaki terhadap wanita dan seorang wanita terhadap seorang lelaki.

Berlainan dengan agama-agama lain didunia, Islam telah menghapuskan simbol-simbol ketidaksempurnaan yang telah diberikan kepada kaum wanita (i.e. sebagai pemuas hawa nafsu dan pelahir zuriat saja). Kaum wanita dan lelaki menurut ajaran Islam adalah berasal dari unsur yang sama. Sekiranya kaum lelaki mempunyai dorongan untuk menjadi mulia, maka kaum wanita juga memiliki kekuatan yang sama.

Wanita telah diistiharkan oleh Rasulullah SAW sebagai kembar bagi kaum lelaki, Baginda SAW telah memberikan penghormatan untuk wanita itu sebagaimana sabdanya yang bermaksud : Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang sholehah (Muslim).

Baginda SAW telah menyuruh pengikut-pengikutnya supaya berperi kemanusiaan terhadap kaum wanita. Ini dapat dilihat melalui sabdanya yang berikut : Mereka yang paling sempurna dikalangan mereka yang ikhlas adalah mereka yang mempunyai akhlak yang terbaik dan yang terbaik dikalangan kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya (At-Tirmidzi).

Seorang muslim janganlah membenci istrinya sekiranya ia tidak ber puas hati dengan sifat buruk istrinya, maka hendaklah dia berpuas hati dengan sifat yang baik yang wujud pada diri si istri tersebut. Kita mesti melihat kepada bagian yang cerah pada sekeping gambar, bukannya yang gelap lantaran manusia itu tidak bebas dari sebarang kelemahan.

Seorang istri yang beriman itu juga tidak bebas dari sebarang keburukan. Sehubungan dengan ini Allah SWT telah berfirman maksudnya : Dan gaulilah mereka dengan sepatutnya. Kemudian apabila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (An-Nissa 19).

Juga sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Barangsaiapa yang berusaha untuk membantu seorang janda ataupun orang yang miskin adalah seperti seorang Mujadid di jalan Allah ataupun seumpama seseorang yang berdiri malam beribadat dan berpuasa disiang hari (Al-Bukhary).

Didalam Islam seorang janda itu dibenarkan untuk berkahwin lagi dan barangsiapa yang menguruskan hal-ehwal seorang janda, memperolehi ganjaran yang sama seperti seorang yang berjuang dijalan Allah ataupun seorang yang beribadat diwaktu malam dan berpuasa disiang hari.

Sahl bin Sa’ed meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud : Aku dan barangsiapa yang memelihara anak yatim adalah seumpama ini (maka beliau telah menunjuk kepada jarak antara jari tengah dan jari kelingkingnya) (Al-Bukhary).

Oleh itu ganjaran memelihara anak yatim adalah amat besar yaitu bersama-sama dengan Rasulullah SAW didalam syurga.

Juga sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Berlaku baiklah terhadap kaum wanita , lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian yang teratas, jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya, ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu (Al-Bukhary dan Muslim).

Diciptakan dari tulang rusuk adalah pernyataan metafora (kiasan) yang menerangkan akan kedegilan dimana secara amnya ia wujud didalam pembawaan seorang wanita itu. Ini adalah disebabkan oleh fisikal dan binaan psikologi mereka dan tanggung jawab yang diserahkan kepada mereka. Wanita adalah secara fizikalnya lebih lemah dari kaum lelaki, oleh itu mereka tidak dapat melindungi diri mereka dengan kekuatan mereka sendiri. Fitrah telah mengkaruniakan kepada mereka dua cirri yaitu kedegilan dan rasa malu yang merupakan dua senjata ampuh yang digunakan untuk memelihara diri mereka.

Terdapat perbezaan diantara pembawaan lelaki dan wanita yang tidak boleh dinafikan dan Islam telah memberikan perhatian terhadapnya dan mendorong umat Islam supaya melayani kaum wanita secara baik serta bertimbang rasa terhadap pembawaan mereka. Tulang rusuk, didalam penciptaannya adalah bengkok dan memainkan peranan untuk maksud apa ia diciptakan. Begitu juga keadaannya dengan kaum wanita, dimana mereka telah dicipta dengan ciri-ciri fizikal dan fikiran yang ketara. Dia juga berkemampuan untuk melaksanakan tugasnya didalam keadaan yang sebegini umpamanya untuk melakukan kerja yang menyukakan kaum lelaki ataupun tugas yang sesuai dengan pembawaan suaminya walaupun didalam keadaan yang tertentu. Kaum lelaki sudah sepatutnya bertimbang rasa dengan mereka dan menghormati perasaan mereka.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Wahai anak muda ! Barangsiapa diantara kamu yang boleh menanggung seorang istri hendaklah dia berkawin, karena dengan itu ia akan menjaga matanya dan menghalanginya dari perbuatan yang tidak berakhlak, tetapi mereka yang tidak berkeupayaan untuk berkawin maka hendaklah dia berpuasa karena dengannya nafsunya akan terkawal. (Muslim).

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Apabila seorang lelaki itu telah berumah tangga, maka ia telah menyempurnakan sebahagian dari agamanya dan sebahagian yang lahir akan disempurnakan oleh ketakwaan (Baihaqi).

Kemaluan dan perut adalah dua pintu utama dosa-dosa. Kemaluan dikawal oleh perkawinan yang sah dan perut pula dikawal oleh punca rezeki yang halal. Oleh itu Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Perkara yang unggul akan menyebabkan kerosakan keatasnya adalah perutnya, oleh itu jika ada diantara kamu yang berupaya untuk makan dari sumber makanan yang halal maka perbuatlah yang sedemikian itu (Al-Bukhary).

Juga sabda Bagidan SAW yang bermaksud : Syurga terletak dibawah tapak kaki ibu (An-Nasaaei).

Ini bermakna bahwa untuk memasuki syurga, seseorang itu mestilah menyukakan ibunya dengan berlaku taat, rendah diri, bertanggung jawab dan berakhlak mulia. Wanita di dalam Islam adalah sumber kebajikan. Di dalam Islam, ibu pembuka pintu syurga. Islam sama sekali menentang aliran kewanitaan di barat yang mengandungi banyak kelemahan. Nilai sebenar seorang wanita itu adalah tidak terletak pada fesyen pakaiannya yang menonjol, berhias diri untuk menonjolkan kecantikan TETAPI hakikat yang sebenarnya adalah terletak didalam kesopanan, rasa malu dan keterbatasan di dalam pergaulan. Terdapat ciri-ciri yang unggul seumpama perisai melindungi kehormatan dan kemuliaan mereka. Kemajuan adalah satu ukuran palsu yang dipakai wanita dibarat, dimana kesucian seorang gadis dipersenda-sendakan.