Semua kandungan ataupun isi dalam blog ini adalah diambil dari berbagai nara sumber,dari berbagai buku, majalah, surat kabar dan internet. Tujuan blog ini adalah untuk kita semua berbagi informasi, berbagi rasa serta berbagi pengetahuan, tentunya untuk kebaikan kita semua.
Thursday, June 30, 2011
ISTRI YANG SOLEHAH DI DALAM ISLAM
Monday, June 27, 2011
PERKAWINAN DI DALAM ISLAM
Agama Islam tidak menganggap perkawinan itu hanya untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu saja tetapi sebagai satu ikatan yang luas yang merangkumi berbagai tanggung jawab dan tugas. Ini adalah karena mengikut agama yang diwahyukan, wanita itu bukan barang mainan kaum lelaki tetapi mereka adalah ciptaan yang mempunyai moral dan rohani yang diamanahkan kepada kaum lelaki melalui perjanjian luhur (melalui ikatan perkawinan yang sah) dimana Allah SWT adalah sebagai saksi untuknya. Oleh itu pihak istri bukan saja memberi kenikmatan seksual dan perasaan kepada pihak suami, bahkan mereka bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan suami masing-masing didalam membina kehidupan berumah tangga dan akhirnya supaya seluruh unsur kemanusiaan itu menjadi bermakna.
Al’Quran didalam berbagai-bagai ayat memberitahu mengenai maksud-maksud perkawinan. Allah SWT berfirman maksudnya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang dan sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Ruum 21).
Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa kaum wanita tidaklah lebih rendah kedudukannya dari kaum lelaki dengan alasan bahwa kaum lelaki itu dijadikan dari unsure yang lebih kuat dan wanita itu dari tulang rusuk yang bengkok. Kaum lelaki dan wanita adalah sama, bahwa mereka adalah anak cucu Adam dan mempunyai jiwa dan roh.
Maksud perkawinan menurut Al’Quran adalah yang demikian itu bertujuan untuk menyatukan kedua jiwanya sebagaimana firman Allah SWT yang maksudnya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya dia menciptakan istrinya agar dia merasa senang kepadanya (Al-A’raaf 189).
Merasa senang membawa arti yang lebih luas daripada kepuasan nafsu seks semata-mata. Tidaklah berlebihan dikatakan bahwa seluruh ikatan perkawinan didalam Islam dibentengi oleh nilai-nilai kerohanian dan moral. Melalui ikatan perkawinan yang sah pasangan tersebut dirapatkan secara fizikal, mental dan emosi didalam suasana yang dihangatkan oleh ketakwaan.
Anas r.a. meriwayatkan beberapa orang sahabat Rasulullah SAW telah bertanya kepada istri-istri Baginda SAW mengenai amalan beliau semasa berseorangan diri. Seorang dari sahabat tersebut berkata : Aku tidak akan berkawin. Seorang lagi berkata : Aku tidak akan makan daging. Seorang yang lain pula berkata : Aku tidak akan berbaring dari tempat tidur. Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Apakah yang terjadi dengan mereka ini yang berkata ini dan itu, sedangkan aku bersolat dan tidur juga. Aku berpuasa dan berbuka. Aku mengahwini wanita juga. Barang siapa yang berpaling dari sunnahku maka dia tidak mempunyai perhubungan denganku (Muslim).
Hadis ini memberikan intipati kehidupan ideal menurut apa yang digariskan oleh Islam. Menurut Islam, kehidupan bukanlah seumpama sebuah penjara yang terasing ataupun kubur yang gelap gulita dan tidak juga seperti lapangan pemburuan, dimana seorang pemburu itu bebas berburu mengikut kesukaannya. Kehidupan ini adalah sangat bermakna dengan syarat seseorang itu hendaklah melayari bahtera kehidupannya didalam lingkungan batasan-batasan moral. Oleh itu kehidupan ideal di dalam Islam tiada tempat untuk mengasingkan kehendak-kehendak naluri yang semula jadi. Pendekatan Islam adalah sesungguhnya kehidupan itu bukanlah negatif didalam arti kata lain menolak segala kesenangan dan kemewahan dan hidup didalam kefakiran tetapi zuhud yang sebenarnya adalah berumah tangga sementara kehidupan dunia dan segala kemewahannya tidak kekal dan tidak bertapak dihatinya.
Perkawinan mempunyai peranan penting didalam kehidupan manusia dan mengabaikan perkawinan adalah digambarkan memberi kesan-kesan buruk seperti berikut ini :
- Bertambahnya perhubungan seks yang dilakukan sebelum perkawinan
- Fungsi penjagaan keluarga telah diserahkan kepada persatuan-persatuan sosial
- Rekreasi keluarga telah berpindah kepada pertunjukan, permainan dan T.V.
- Keluarga tidak lagi berperan sebagai perlindungan untuk orang-orang tua dikalangan mereka.
Perkawinan adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW yang mulia dan tidak boleh ditolak tanpa sebarang alasan yang sah. Abu Hurairah r.a. telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Tiga golongan manusia yang menjadi hak Allah SWT untuk menolongnya yaitu Tuan yang membenarkan hambanya membebaskan dirinya dengan bayaran tertentu; Seorang yang ingin berkawin demi untuk menjalani kehidupan yang murni dan Seorang yang berjuang dijalan Allah SWT (At-Tarmidzi, An-Nasaaei dan Ibnu Majah).
KEDUDUKAN WANITA DI DALAM ISLAM
Wanita Di Dalam Ajaran Islam
Pergerakan Pembebasan Wanita di barat adalah hasil dari ketidak puasan yang tidak kunjung padam, masalah-masalah keuangan, moral dan ketidak selamatan diri serta ketidak wujudan cara hidup yang diwahyukan. Pergerakan-pergerakan seperti ini adalah tidak diperlukan dan sama sekali tidak sesuai didalam masyarakat Islam. Empat belas kurun yang lalu, Islam telah mengistiharkan bahwa kaun lelaki dan wanita berkongsi tanggung jawab untuk menjadi hamba-hamba Allah SWT yang ikhlas dan luhur dan kerananya meraka akan diganjari oleh Allah SWT untuk amalan-amalan mereka. Di dalam Islam, kaum wanita menikmati kedudukan yang terhormat dan mulia dimana didalam arti kata yang sebenarnya lebih tinggi dari kedudukan kaum lelaki itu sendiri. Islam telah menggariskan undang-undang dan peraturan untuk kaum wanita tidak kira sama ada mereka seorang ibu, anak atau saudara perempuan ataupun seorang istri. Terdapat tanggung jawab dan tugas seorang lelaki terhadap wanita dan seorang wanita terhadap seorang lelaki.
Berlainan dengan agama-agama lain didunia, Islam telah menghapuskan simbol-simbol ketidaksempurnaan yang telah diberikan kepada kaum wanita (i.e. sebagai pemuas hawa nafsu dan pelahir zuriat saja). Kaum wanita dan lelaki menurut ajaran Islam adalah berasal dari unsur yang sama. Sekiranya kaum lelaki mempunyai dorongan untuk menjadi mulia, maka kaum wanita juga memiliki kekuatan yang sama.
Wanita telah diistiharkan oleh Rasulullah SAW sebagai kembar bagi kaum lelaki, Baginda SAW telah memberikan penghormatan untuk wanita itu sebagaimana sabdanya yang bermaksud : Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang sholehah (Muslim).
Baginda SAW telah menyuruh pengikut-pengikutnya supaya berperi kemanusiaan terhadap kaum wanita. Ini dapat dilihat melalui sabdanya yang berikut : Mereka yang paling sempurna dikalangan mereka yang ikhlas adalah mereka yang mempunyai akhlak yang terbaik dan yang terbaik dikalangan kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya (At-Tirmidzi).
Seorang muslim janganlah membenci istrinya sekiranya ia tidak ber puas hati dengan sifat buruk istrinya, maka hendaklah dia berpuas hati dengan sifat yang baik yang wujud pada diri si istri tersebut. Kita mesti melihat kepada bagian yang cerah pada sekeping gambar, bukannya yang gelap lantaran manusia itu tidak bebas dari sebarang kelemahan.
Seorang istri yang beriman itu juga tidak bebas dari sebarang keburukan. Sehubungan dengan ini Allah SWT telah berfirman maksudnya : Dan gaulilah mereka dengan sepatutnya. Kemudian apabila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (An-Nissa 19).
Juga sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Barangsaiapa yang berusaha untuk membantu seorang janda ataupun orang yang miskin adalah seperti seorang Mujadid di jalan Allah ataupun seumpama seseorang yang berdiri malam beribadat dan berpuasa disiang hari (Al-Bukhary).
Didalam Islam seorang janda itu dibenarkan untuk berkahwin lagi dan barangsiapa yang menguruskan hal-ehwal seorang janda, memperolehi ganjaran yang sama seperti seorang yang berjuang dijalan Allah ataupun seorang yang beribadat diwaktu malam dan berpuasa disiang hari.
Sahl bin Sa’ed meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud : Aku dan barangsiapa yang memelihara anak yatim adalah seumpama ini (maka beliau telah menunjuk kepada jarak antara jari tengah dan jari kelingkingnya) (Al-Bukhary).
Oleh itu ganjaran memelihara anak yatim adalah amat besar yaitu bersama-sama dengan Rasulullah SAW didalam syurga.
Juga sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Berlaku baiklah terhadap kaum wanita , lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian yang teratas, jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya, ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu (Al-Bukhary dan Muslim).
Diciptakan dari tulang rusuk adalah pernyataan metafora (kiasan) yang menerangkan akan kedegilan dimana secara amnya ia wujud didalam pembawaan seorang wanita itu. Ini adalah disebabkan oleh fisikal dan binaan psikologi mereka dan tanggung jawab yang diserahkan kepada mereka. Wanita adalah secara fizikalnya lebih lemah dari kaum lelaki, oleh itu mereka tidak dapat melindungi diri mereka dengan kekuatan mereka sendiri. Fitrah telah mengkaruniakan kepada mereka dua cirri yaitu kedegilan dan rasa malu yang merupakan dua senjata ampuh yang digunakan untuk memelihara diri mereka.
Terdapat perbezaan diantara pembawaan lelaki dan wanita yang tidak boleh dinafikan dan Islam telah memberikan perhatian terhadapnya dan mendorong umat Islam supaya melayani kaum wanita secara baik serta bertimbang rasa terhadap pembawaan mereka. Tulang rusuk, didalam penciptaannya adalah bengkok dan memainkan peranan untuk maksud apa ia diciptakan. Begitu juga keadaannya dengan kaum wanita, dimana mereka telah dicipta dengan ciri-ciri fizikal dan fikiran yang ketara. Dia juga berkemampuan untuk melaksanakan tugasnya didalam keadaan yang sebegini umpamanya untuk melakukan kerja yang menyukakan kaum lelaki ataupun tugas yang sesuai dengan pembawaan suaminya walaupun didalam keadaan yang tertentu. Kaum lelaki sudah sepatutnya bertimbang rasa dengan mereka dan menghormati perasaan mereka.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Wahai anak muda ! Barangsiapa diantara kamu yang boleh menanggung seorang istri hendaklah dia berkawin, karena dengan itu ia akan menjaga matanya dan menghalanginya dari perbuatan yang tidak berakhlak, tetapi mereka yang tidak berkeupayaan untuk berkawin maka hendaklah dia berpuasa karena dengannya nafsunya akan terkawal. (Muslim).
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Apabila seorang lelaki itu telah berumah tangga, maka ia telah menyempurnakan sebahagian dari agamanya dan sebahagian yang lahir akan disempurnakan oleh ketakwaan (Baihaqi).
Kemaluan dan perut adalah dua pintu utama dosa-dosa. Kemaluan dikawal oleh perkawinan yang sah dan perut pula dikawal oleh punca rezeki yang halal. Oleh itu Rasulullah SAW telah bersabda maksudnya : Perkara yang unggul akan menyebabkan kerosakan keatasnya adalah perutnya, oleh itu jika ada diantara kamu yang berupaya untuk makan dari sumber makanan yang halal maka perbuatlah yang sedemikian itu (Al-Bukhary).
Juga sabda Bagidan SAW yang bermaksud : Syurga terletak dibawah tapak kaki ibu (An-Nasaaei).
Ini bermakna bahwa untuk memasuki syurga, seseorang itu mestilah menyukakan ibunya dengan berlaku taat, rendah diri, bertanggung jawab dan berakhlak mulia. Wanita di dalam Islam adalah sumber kebajikan. Di dalam Islam, ibu pembuka pintu syurga. Islam sama sekali menentang aliran kewanitaan di barat yang mengandungi banyak kelemahan. Nilai sebenar seorang wanita itu adalah tidak terletak pada fesyen pakaiannya yang menonjol, berhias diri untuk menonjolkan kecantikan TETAPI hakikat yang sebenarnya adalah terletak didalam kesopanan, rasa malu dan keterbatasan di dalam pergaulan. Terdapat ciri-ciri yang unggul seumpama perisai melindungi kehormatan dan kemuliaan mereka. Kemajuan adalah satu ukuran palsu yang dipakai wanita dibarat, dimana kesucian seorang gadis dipersenda-sendakan.