Friday, May 14, 2010

Berbagi info, berbagi rasa, berbagi pengetahuan

HABLUM MINALLAH DAN HABLUM MINAS NAAS

Ajaran agama Islam itu sangat luas dan dalam. Ajaran tersebut pada hakikatnya mengatur seluruh kehidupan dunia dan akhirat. Ajaran Islam itu dapat disimpulkan dalam dua system, yaitu Hablum Minallaah dan Hablum Minan Naas.

Hablum Minallaah ialah system yang mengatur cara manusia berhubungan dengan Allah SWT sebagai sumber kekuatan hidup didunia dan di akhirat, tumpuan harapan dan tujuan segala sembah, puja dan puji.

Adapun Hablum Minan Naas ialah system yang mengatur cara manusia mengurus dan mengembangkan diri sendiri, mengatur hubungan manusia dengan lingkungan guna mencapai kehidupan yang baik dan sempurna. Dalam hubungan ini yang dimaksud dengan lingkungan ialah lingkungan tumbuh-tumbuhan, hewan, dan benda-benda alam.

Dalam kenyataannya, memahami dan menerapkan Hablum Minan Nass itu tidak mudah. Bahkan lebih susah lagi memahami dan menerapkan Hablum Minallaah. Hal tersebut disebabkan sifat dan kemampuan manusia serta terbatas. Dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Sempurna, jelas tidak mungkin terjadi andaikata Allah SWT sendiri tidak menunjukkan jalan dan tidak memperkenalkan diri-Nya kepada manusia.

Sebuah hadits Qudsi mengungkapkan :
Nabi Daud a.s. penah bertanya : “Apakah sebabnya Engkau ya Allah menjadikan makhluk ?” Tuhan menjawab, “Aku adalah sesuatu perbendaharaan yang nyata, maka Aku ingin diri-Ku dikenal. Kujadikan semua makhluk supaya Aku di kenal.”

Dalam memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, Allah SWT tidak secara langsung memperlihatkan dzat-Nya, karena manusia tida mungkin mampu mengamatinya dengan mata ragawi.

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” Surah Al An’am (6) : 103.

Allah SWT memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui firman-firman-Nya – baik yang tertulis (Al-Qur’anul Karim), maupun yang tidak tertulis (Sunnatullah, Hukum Alam) – melalui perbuatan-Nya (fi’il-Nya) berupa makhluk ciptaan-Nya, melalui sifat-sifat-Nya yang Maha sempurna dan nama-nama-Nya yang Maha indah (Al Asmaul Husna), serta cahaya-Nya (Nur Ilahi) yang agung. Semua itu disertai dan dibimbing oleh aturan-aturan agama (syariat) Islam, agar manusia tidak salah konsepsinya mengenai Allah SWT serta tidak menjadi sesat.

“Mereka (orang kafir) tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa.” Surah Al Hajj (22) : 74.

No comments: