Didunia
ini tidak luput dari susah dan senang, sehat dan sakit dan suka serta duka. Ada kalanya ujian itu
berkenaan dengan diri sendiri dan ada kalanya berkenaan dengan keluarga. Apa
yang dialami oleh manusia itu semuanya datang dari Allah dan merupakan ujian
hidup bagi manusia. Berbagai macam cara Allah menguji manusia, apakah ia tahan menghadapinya
atau tidak. Dalam menghadapi hal ini hendaklah manusia itu berusaha sekuat
tenaga, agar jangan smapai melanggar ketentuan agama.
Firman Allah yang bermaksud: “Dan sungguh
Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami akan
dikembalikan. “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157).
Jika
ditimpa malapetaka berupa sakit dan sebagainya, hendaklah kita tabah menahan
pahit dan getirnya. Begitu juga jika datang suatu kewajiban dari Allah,
hendaklah kita tahan dan tekun mengerjakannya. Jangan sampai segala yang wajib
kita tinggalkan. Kemudian hendaklah kita tahan diri, jangan sampai kita
terjerumus kepada menurutkan hawa nafsu. Sebagian orang mengira sebagaimana
yang dijelaskan diatas, bahwa kurnia yang diberikan Allah itu tidak mengandungi
ujian, melainkan nikmat semata-mata. Pada hakikatnya itupun merupakan ujian,
apakah kita tabah atau tidak dalam menghadapinya.
Nabi
Sulaiman as menyatakan hal itu sebagaimana yang difirmankan Allah dalam
Al-Quran yang bermaksud: “Ini termasuk
kurniaku untuk mencobaku, apabila aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka bersyukurlah itu untuk
(kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (An-Naml: 40).
Setiap
mukmin selalu mendapat ujian dari Allah. Ada
saja cobaan yang diberi-Nya. Bagi mukmin yang sadar, ujian itu dihadapinya
dengan tabah. Karena ia ingin lulus dariujian tersebut. Firman Allah yang
bermaksud: “Apakah manusia itu mengira,
bahwa mereka akan dibiarkan saja mengatakan “kami telah beriman”, sedangkan
mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3).
Oleh
sebab itu hendaklah kita saling mengingatkan agar tetap sabar menghadapi segala
cobaan. Firman Allah yang bermaksud: “Demi
masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal soleh, nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya tetap dalam keadaan sabar.”
(Al-Ashr: 1-3).
Rasulullah
SAW telah memberi contoh kepada kita, agar kita tetap tabah menghadapi segala
rintangan dan cobaan. Rasulullah SAW selalu berpegang kepada firman Allah yang
bermaksud: “Maka bersabarlah kamu seperti
bersabarnya orang-orang yang mempunyai
keteguhan hati dari Rasul-Rasul.” (Al-Ahqaf: 35).
Sesungguhnya
bahwa kesabaran itu sangat penting bagi orang-orang yang beriman dalam
menghadapi berbagai cobaan termasuk cobaan ketika dalam keadaan sakit. Sebab
pada saat sakit itu, Allah SWT ingin melihat sejauh mana hamba-Nya ridho dengan
ketetapan-Nya. Jika seseorang sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan tersebut,
barulah tepat jika ia dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang mukmin
dan sholihin.