“Hai orang-orang yang beriman! Ingatlah
Allah sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada Allah diwaktu pagi dan
petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan
untukmu), supaya mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang.
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman.”
Bagi seorang Muslim yang benar-benar
beriman serta memiliki keyakinan yang benar akan membuatnya selalu berdzikir
kepada Tuhannya dalam segala keadaan dan dimana saja ia berada. Dalam
kehidupannya sehari-hari ia sangat mencintai Allah, percaya akan kebenaran-Nya
dan ia sentiasa bernaung dibawah naungan kurnia dan rahmat-Nya.
Bukanlah dinamakan dzikir yang
hakiki itu hanya ucapan dalam lisan, akan tetapi yang timbul dari lubuk hati
yang mendalam kemudian mengalir ke lisan, yaitu dengan cara bermunajat,
bertasbih, memuji dan mensucikan Allah SWT. Orang yang demikian sebagaimana
yang dijanjikan oleh Allah akan mendapat
pengampunan dan pahala yang besar.
Bagi seorang Muslim yang berdzikir
kepada Tuhannya, maka Tuhannya akan selalu teringat kepadanya. Sebagai bukti
dalam sebuah hadith Qudsi diterangkan yang maksudnya:
“Aku
berada dalam sangkaan hamba-hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia ingat
kepada-Ku, maka jika ia mengingati-Ku dalam satu golongan, tentu Allah akan
mengingatinya dalam satu golongan yang lebih baik darinya.” (HR Bukhari &
Muslim).
Seorang Muslim yang selalu ingat
kepada Tuhannya, ia bermunajat kepada Tuhannya dengan segala ketulusan hati,
dalam hatinya dipenuhi oleh rasa kecintaan yang mendalam kepada Tuhannya,
dengan demikian, nur Tuhannya akan memancar kedalam sukmanya.
Oleh karena itu, dzikir adalah
merupakan penerang bagi hatinya, sedangkan bagi orang yang meninggalkan dzikir,
berarti ia membiarkan hatinya berada dalam kegelapan dan kebekuan.
Karena bagi orang yang melupakan
Tuhannya, berarti ia tidak memahami rahasia kehidupan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Rasulullah SAW didalam sabdanya:
“Perumpamaan
orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada
Tuhannya bagaikan orang yang mati dan orang yang hidup.” (HR Bukhari).
Hadith diatas ini adalah merupakan
gambaran yang benar terhadap apa yang ditimbulkan seseorang kepada Allah dalam
peribadi seorang Muslim yang berupa keutamaan, semangat hidup dan terbukanya
pintu keimanan dan amal perbuatan.
Sebagaimana Firman Allah yang
bermaksud :
“Dan
janganlah kamu mengikuti orang-orang yang Kami lalaikan hatinya dan mengingati
Kami, dan diikutnya keinginan nafsunya, dan pekerjaannya melanggar batas.”
(Al-Kahfi: 28)
Sentiasa ingat kepada Allah SWT
adalah merupakan ciri khas dari seorang Muslim baik dalam keadaan sendirian maupun
dalam keadaan bersama-sama.
Sabda Rasulullah SAW yang maksudnya:
“Tidaklah
suatu kaum berkumpul dalam suatu majlis yang tidak berdzikir kepada Allah
didalamnya dan tidak membaca selawat kepada Nabinya, kecuali mereka mendapat
kerugian (dosa), jika Allah berkehendak meyiksanya maka merea akan di siksa,
dan jika Allah berkehendak
mengampuninya, maka mereka akan diampuni.” (HR Tarmizi).
Firman Allah yang bermaksud:
“Berdoalah
kepada-Ku, nanti Aku perkenankan permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan dirinya dari menyembah Aku, mereka akan masuk neraka jahanam
dalam keadaan hina.” (Al-Mukmin: 60).
Firman Allah diatas menunjukkan
betapa agungnya bagi seorang hamba yang sentiasa ingat kepada-Nya, bernaung
kepada-Nya, mengharapkan curahan rahmat-Nya, karena ia mengetahui, hanya Allah
sajalah yang berhak mengabulkan doa dan memberi nikmat.
Firman Allah yang bermaksud:
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat, Aku memperkenankan permintaan orang yang meminta, apabila ia meminta
kepada-Ku, oleh karena itu, perkenankanlah seruan-Ku dan berimanlah kepada-Ku,
supaya kamu menempuh jalan yang lurus.” (Al-Baqarah: 186).
Ketika seseorang itu berdoa,
hendaklah seluruh jiwa dan raganya berhubungan langsung dengan-Nya dan menyadari
bahwa kunci seluruh perkara hanyalah berada ditangan Allah. Begitu juga dengan
istighfar, pada hakikatnya adalah doa. Bagi orang yang beristighfar, ia
menyadari bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan menerima taubat dan akan
menghapuskan kesalahan-kesalahannya, serta berjanji tidak akan mengulanginya
lagi. Oleh karena itu Tuhan menerima
taubatnya, mengampuni dan menghapus segala kesalahannya.
Firman Allah yang maksudnya:
“Dan
orang-orang itu, apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya dirinya
sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun kepada-Nya terhadap
dosanya. Siapakah lagi yang akan mengampuni dosa selain daripada Allah ?. Dan
mereka tidak terus mengulangi perbuatan yang buruk itu.
Sedangkan mereka mengetahui. Balasan untuk orang-orang seperti itu, ialah ampunan dari Tuhan dan syurga yang mengalir sungai-sungai didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Al-Imran : 135-136)
Untuk diketahui bahwa dzikir menurut
pengertian bahasa berarti ingat, sedangkan pengertian dzikir menurut istilah
berarti menyebut nama Allah dengan membaca tasbih, tahlil, tahmid atau menbaca
lafaz-lafaz lainnya.
Dzikir
itu ada 3 tingkatan, yaitu :
- Dzikir dengan lidah
Dzikir dengan lidah ialah menyebut nama Allah secara
lisan, atau mengucapkan kalimah-kalimah yang berfaedah, dan mengucapkannya akan
mendapat pahala, seperti berdoa, membaca Al-Quran atau membaca ilmu-ilmu agama.
- Dzikir hati
Yang dimaksud dengan dzikir hati ialah selalu
mengingati Allah dalam hati serta merenungkan akan keagungan-Nya dengan cara
memperhatikan kejadian-kejadian alam persekitaran kemudian menghubungkannya
dengan kebesaran Allah, berfikir tentang kesejahteraan umat, mengingati mati
serta bekal yang akan dibawa ketika menghadap Allah dihari akhirat nanti,
perkara yang demikian juga termasuk dzikir hati.
- Dzkikir anggota badan
Dzikir anggota badan menggerakkan semua anggota badan
untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang diridhoi Allah, seperti melangkahkan
kaki pergi ke majlis-majlis ilmu, pergi ke masjid, membantu orang-orang yang
dalam kesusahan dan lain-lainnya.
No comments:
Post a Comment