Sebagaimana
yang telah kita ketahui, bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas
dan mempunyai kasih sayang yang sangat luas. Dengan kekuasaan dan kasih sayangnya itu, Tuhan melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada seluruh
makhluk-Nya dengan tidak ada pengecualian.
Setiap makhluk Tuhan yang banyak
jumlahnya itu, setiap saat menerima rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhingga
banyaknya. Lebih-lebih lagi makhluk yang bernama manusia. Boleh dikatakan,
bahwa seluruh alam ini dicipta Tuhan untuk keperluan kehidupannya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas, bahwa kita selaku makhluk manusia setiap saat dihujani rahmat dan
nikmat yang tidak henti-hentinya dari Allah SWT. Sebagai bukti adalah udara
yang mengelilingi seluruh tubuh kita, yangmasuk ke dalam tubuh kita hingga kita
dapat bernafas, adalah rahmat dan nikmat Allah yang sangat besar nilainya.
Cahaya matahari yang menyinari seluruh alam, adalah rahmat dan nikmat yang
tidak terkira besarnya, begitu juga dengan nikmat-nikmat lainnya.
Nikmat-nikmat yang sangat penting
ini, disediakan oleh Allah sebanyak-banyaknya bahkan berlimpah ruah, sehingga
tidak satupun makhluk Allah yang tidak pernah mendapatkan nikmat-nikmat ini.
Sebenarnya Allah juga sanggup
membuat makanan langsung jadi, tanpa perlu manusia dan binatang bersusah payah
mencarinya. Akan tetapi kalau sekiranya Allah berbuat demikian, maka setiap
manusia dan binatang tidak akan pergi kemana-mana, sehingga tidak ada gunanya
otak dan pemikirannya. Maka manusia akan menjadi batu yang kaku dan tidak
pandai berbuat apa-apa.
Justru itu merupakan kebijaksanaan
pula bagi Allah memberikan nikmat sebagaimana yang ada pada saat sekarang, yang
tujuannya supaya manusia itu berusaha mencari rezeki, maka dengan jalan
demikian pula membuatkan manusia itu saling memerlukan antara satu dengan yang
lain.
Firman
Allah SWT, yang artinya:
“Allah meluaskan rezeki dan
menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki” (Ar Ra’d: 26)
Karena rezeki itu ditentukan atau
dibatasi oleh Allah, maka akibatnya ada manusia yang merasa banyak mendapat
rezeki sehingga menjadi orang kaya didunia, dan ada pula manusia yang merasa
sedikit rezekinya sehingga merasa dirinya miskin.
Kesusahan dan kemiskinan ini telah
menyebabkan sebagian manusia menjadi berputus asa sehingga akhirnya menjadi
kufur. Sebab itu Tuhan memperingatkan kepada manusia supaya jangan terlalu
mudah menjadi kufur.
Firman
Allah SWT, yang artinya:
“Janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah melainkan
orang-orang yang kafir” (Yusuf: 87)
Sifat terlalu cepat putus asa adalah
sifat yang sangat buruk dalam kehidupan manusia. Lebih-lebih lagi jika sifat
putus asa itu menimpa generasi muda yang mempunyai waktu hidup didunia ini
masih lama.
Dengan meyakini bahwa Allah Maha
Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang serta meyakini bahwa Allah itu bersifat
Ramat dan rahim, adalah merupakan ubat yang paling mujarab bagi manusia untuk
melenyapkan sifat putus asa.
No comments:
Post a Comment