Friday, June 6, 2014

Dua takdir yang perlu kita ketahui

Agar kita rela menerima apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT kepada kita, maka didalam hal ini perlu kita mengetahui hakikat daripada takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT kepada kita. Dengan demikian kita akan mengetahui mana-mana akan ketentuan-ketentuan yang harus kita terima apa adanya, dan ketentuan-ketentuan yang perlu untuk kita berusaha merubahnya. Didalam hal ini ada dua takdir yang perlu kita ketahui yaitu:


TAKDIR MUBRAM

            Yang dimaksud dengan takdir mubram ialah qadha dan qadar yang tida dapat untuk dielakkan, ianya pasti terjadi pada diri manusia sedangkan manusia tidak mempunyai kesempatan atau tidak ada ikhtiar untuk memilihnya.

            Sebagai contoh ialah, ketentuan tentang jenis kelamin lelaki atau perempuan, terjadi hari kiamat, bila seseorang itu meninggal dunia dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud :

            “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mrekea tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. (Al-Araf: 34)

            Contoh yang lain, seorang anak sudah berjalan di tepi jalan dengan baik dan hati-hati. Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba ada kendaraan yang merempuhnya, sehingga anak tersebut tidak ada kesempatan untuk menghindarkan diri. Yang demikian ini adalah takdir mubram, karena tidak ada kesempatan bagi manusia berikhtiar untuk mengelak dari bahaya tersebut.

            Bagi orang yang sedang berjalan dibawah sebatang pohon kayu, dan ia tidak menyangka bahwa ada dahan pohon kayu tersebut yang mereput. Tiba-tiba saja dahan pohon kayu tersebut patah dan menimpa kepalanya. Contoh yang demikian ini juga dinamai dengan takdir mubram, terhadap nasib yang demikian ini, tidak dapat disalahkan kepada manusia.


TAKDIR MU’ALLAQ

            Yang dimaksudkan dengan takdir mu’allaq adalah qadha dan qadar yang bergantung kepada ikhtiar seseorang, atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia.

            Dalam menghadapi takdir ini, manusia wajib berikhtiar atau berusaha mengikut kemampuannya merubah keadaan supaya menjadi lebih baik menurut yang dikehendakinya. Dengan pertimbangan akal fikirannya, manusia mencurahkan segala usahanya untuk mencapai cita-citanya dengan melengkapi syarat-syarat kearah tercapainya tujuannya itu.

            Tentu saja soal berhasil atau tidaknya usaha tersebut adalah bergantung kepada pertolongan Allah SWT. Namun hal ini tidak menjadiklan alasan untuk berputus asa, sebab berusaha dan berikhtiar itu memang sudah menjadi kewajiban manusia.

            Manusia yang mempunyai akal sehat pasti berkeinginan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya, berusaha untuk menjawab tantangan yang menghalanginya. Hal ini merupakan sesuatu yang biasa dalam kehidupan.

            Bangsa yang dijajah akan berusaha untuk merdeka. Orang yang terperosok dalam lumpur berusahan untuk naik ke tempat yang kering. Orang yang sakit akan pergi berobat ke dokter supaya cepat sembuh. Kesemuanya ini adalah suatu usaha manusia untuk merubah keadaannya yang semula menuju kea rah yang lebih baik dan sempurna. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang bermaksud :

            “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) sesuatu bangsa sehingga bangsa itu mahu merubah keadaan (nasib) mereka sendiri”. (Ar-Ra’d: 11).




No comments: