Saturday, November 20, 2010

TAYAMMUM MEMUDAHKAN


Cara tayammum adalah memulakan dengan membaca Bismillah sambil meniatkan untuk mengharuskan pekerjaan yang dimaksudkan dengan tayammum itu.

Kemudian dengan kedua tapak tangan ditekapkan ke atas debu tanah – tidak mengapa jika debu yang lekat cuma sedikit, setelah ditiup atau dilaga-lagakan kedua-dua tangan untuk menipiskan debu-debu yang melekat padanya, lalu disapukan kemuka sekali saja.

Kemudian tapak tangan itu ditepuk-tepukkan terlebih dulu untuk membuang debu yang sudah terpakai. Selepas itu, ditekapkan sekali lagi pada debu tadi, lalu ditipiskan seperti langkah awal dan kemudian, tapak tangan kiri menyapu tangan kanan sehingga ke siku manakala tapak tangan kanan menyapu tangan kiri hingga ke siku.

Ada tiga perkara yang membatalkan tayammum adalah :

  • Berlaku sesuatu daripada perkara-perkara yang membatalkan wuduk.
  • Melihat air atau sudah mendapat air, jika ia bertayammum karena ketiadaan air.
  • Murtad – keluar daripada Islam.

Daripada Abu Zar r.a., Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Tanah itu cukup untukmu bersuci walaupun engkau tidak mendapat air sampai 10 tahun, tetapi apabila engkau memperolehi air, hendaklah engkau sentuhkan air itu ke kulitmu.” (Riwayat Termidzi).

Bagi orang berhadas besar yang hendak menghilangkan hadasnya sedangkan ada anggotanya yang tidak boleh terkena air, ia hendaklah meratakan air ke seluruh anggota tubuh badannya, kecuali anggota yang tidak boleh terkena air.

Caranya sama ada bertayammum dulu kemudian membasuh anggota lain atau membasuh anggota lain dulu sebelum bertayammum. Kedua-dua cara ini boleh dilakukan karena tiada disyaratkan tertib bagi mengangkat hadas besar karena dari segi hukum, seluruh badan adalah seperti satu anggota saja.

Bagi yang berhadas kecil yang hendak mengangkat hadasnya, ia hendaklah bertayammum ke atas anggotanya yang tidak boleh terkena air apabila tiba giliran membasuh anggota itu karena mengikut tertib.

Jika sekiranya ada dua anggota wuduk yang tidak boleh terkena air, maka ia wajib bertayammum dua kali, begitu juga dengan tiga anggota. Tetapi, jika keempat-empat anggota wuduknya tidak boleh terkena air, hanya satu tayammum saja yang wajib sebagai ganti wuduk.

Hukum agama kita mengandungi hikmatnya, sama ada yang mampu dilihat secara nyata atau tidak. Karena itu, segala hikmat itu tidak dikaitkan dengan hukum agama karena sama ada hikmat itu kelihatan atau tidak, hukum agama tetap berterusan.

Ulama kita membahagikan hukum agama itu kepada dua bahagian yaitu Ma’quli yaitu yang dapat dilihat hikmatnya serta Ta’abbudi yaitu hikmat yang tersembunyi.

Tayammum termasuk dalam bahagian Ta’abuddi, yaitu perbuatan yang tidak diterangkan hikmatnya tetapi hanya diketahui semata-mata syaratnya saja yaitu supaya sholat tidak ditinggalkan karena tiada air.

Ketiadaan air bukan alasan untuk orang meninggalkan sholat, lebih-lebih lagi jika keadaaan itu hanya berlaku sementara saja. Mengikut hukum, sholat tidak boleh ditinggalkan walau macam mana keadaan yang kita hadapi.

Jaid untuk memelihara sholat supaya tidak ditinggalkan, agama memberi kesempatan kepada kita menggantikan wuduk dengan tayammum, untuk membuktikan taat setia kita kepada Allah.

Tuhan tidak menjadikan keberatan kepada kita dalam agama supaya kita dapat melaksanakan ibadah itu dengan mudah. Contohnya, sholat disyaratkan mesti bersuci dengan air, maka boleh diganti dengan tanah.

Tayammum memiliki dua hikmat terbesar yaitu :

  • Menghinakan diri yang condong kepada kejahatan dengan meletakkan tanah ke muka, yaitu anggota yang paling mulia.
  • Menyatakan kemuliaan, syariat Nabi Muhammad SAW karena tayammum itu tidak dilakukan pada masa umat terdahulu. Ia adalah satu kemudahan dari Tuhan supaya kita dapat terus menunaikan kewajiban.

No comments: